Anggota tim dokter dari "Disaster Victim Identification" Kompol Agung Hadi Wijanarko mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk melakukan identifikasi secepatnya.
"Sebagian korban meninggal akibat luka bakar yang cukup parah, sehingga akan sulit diidentifikasi," paparnya menjelaskan.
Namun, karena lokasi bencana tersebut terlokalisasi seperti dari satu dusun, lanjut dia, maka kemungkinan proses identifikasi akan lebih mudah dilakukan.
"Kami akan melakukan identifikasi melalui cincin kawin atau dari properti lainnya yang masih melekat dibadan," katanya.
DVI membuka posko pengaduan orang hilang di RS Sardjito, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mencari anggota keluarganya yang mungkin menjadi korban letusan Merapi, Jumat dinihari.
"Jika ada masyarakat yang mencari anggota keluarganya dapat datang ke RS Sardjito dan melapor ke posko kami," kata Anggota "Disaster Victim Identification" (DVI) Syahrizal di Yogyakarta, Jumat.
Ia mengatakan, letusan Merapi pada Jumat dinihari diperkirakan lebih besar dibanding letusan Merapi pada 26 Oktober, dan hingga kini tim evakuasi belum mampu menembus sejumlah wilayah karena kondisi belum memungkinkan.
"Kondisi di lokasi masih banyak material vulkanik yang panas, sehingga belum bisa ditembus," ujarnya.
(ANT/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010