Boyolali (ANTARA News) - Pengungsi asal Kecamatan Selo dan Musuk yang sebelumnya ditampung di daerah aman atau sekitar 15 kilometer dari puncak Gunung Merapi, kini membanjiri Kota Boyolali, menyusul terjadinya letusan besar Merapi, pada Kamis (4/11) malam.
Komandan Distrik Militer 0724 Boyolali, Letkol ARH Soekoso Wahyudi, di Boyolali, Jumat, menjelaskan, pengungsi warga Selo dan Musuk, sejak Kamis (4/11) malam hingga sekarang membanjiri Kota Boyolali.
Mereka yang sebelumnya menempati kantung pengungsian di Cepogo dan Desa Karangnyar, Musuk, kini berpindah setelah letusan dan aliran lahar panas dari puncak Merapi mengarah timur dan utara (Boyolali).
"Kami kesulitan menyiapkan akomodasi, karena tenda di Selo belum sempat dibongkar dan dipindahkan ke pengungsian baru," kata Dandim.
Namun, belum ada laporan adanya korban jiwa di wilayah Boyolali, atas kejadian letusan besar Merapi, pada Kamis (4/11) malam hingga Jumat dini hari.
Menurut Dandim, pengungsi yang sebelumnya masuk daerah aman, kini telah bergeser ke bawah atau arah Boyolali Kota, mereka tersebar ada di pendopo pemkab, GOR Tenis, Gedung DPRD, Gedung Serba Guna Mojosongo, Gedung PDIP, DPD Golkar, dan lainnya belum terinventarisasi.
Sementara Turisti salah satu relawan yang memasok logistik ke tempat pengungsian, menjelaskan, suara yang terdengar dari wilayah Musuk, akibat letusan Merapi, pada Kamis (4/11) sangat menakutkan.
Menurut dia, pijaran api dari puncak Merapi terlihat jelas dari Desa Bandarjo Musuk, suara gemuruh sangat keras. Banyak warga yang panik mendengar suara letusan itu.
"Arah letusan Merapi itu, ke arah Kali Gendol dan sebagian ke utara atau Boyolali," katanya.
Menurut dia, saat memasok logistik di tempat pengungsian di Desa Bandarjo, Musuk atau sekitar 15 kilometer dari puncak, sangat menakutkan mendengar suara dentuman dan gemuruh berkali-kali dari Merapi.
Warga Desa Cluntang yang berada di atas Banjarjo, sudah dievakuasi seluruhnya. Setelah itu, warga Banjarjo menyusul dievakuasi secara mandiri dan dibantu sejumlah kendaraan dari para relawan menuju Boyolali Kota.
"Warga Banjarjo Ringinlarik justru tenang-tanang di kampung, karena mereka merasa aman, padahal pijar terlihat jelas dari desa itu" katanya.
(B018/S016)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010