Jakarta (ANTARA) - Google akan bedakan gaji karyawan yang bekerja dari kantor (WFO) dengan yang bekerja dari rumah (WFH), lapor Reuters pada Selasa.
Langkah Google merupakan sebuah percobaan terkait manajemen pegawai mereka, namun biasanya hal yang dilakukan dari perusahaan di Silicon Valley akan menjadi tren bagi perusahaan besar lainnya.
"Paket kompensasi kami selalu ditentukan oleh lokasi dan kami selalu membayar di atas standar pasar berdasarkan tempat seorang karyawan bekerja," kata juru bicara Google.
Dia juga menambahkan bahwa gaji akan berbeda dari kota ke kota dan negara bagian.
Baca juga: 3.249 pengajar di Indonesia telah tersertifikasi oleh Google Indonesia
Baca juga: Produksi laptop ChromeBook berpeluang buka ribuan lapangan kerja baru
Seorang pegawai Google pun turut berkomentar perihal kebijakan baru ini. "Ini adalah pemotongan gaji yang tinggi seperti yang saya dapatkan untuk promosi terakhir saya. Saya tidak melakukan semua kerja keras untuk dipromosikan kemudian mengambil potongan gaji," kata pegawai Google yang enggan disebutkan namanya itu.
Sementara itu, Profesor Sosiologi dari Universitas Washington di St. Louis Jake Rosenfeld mengatakan bahwa struktur gaji Google dapat menimbulkan kekhawatiran tentang siapa yang akan merasakan dampak paling parah. Hal ini pun akan berdampak pada keluarga dari para karyawan Google.
"Yang jelas Google tidak harus melakukan ini," kata Jake.
"Google telah membayar pekerjaan ini 100 persen dari upah mereka sebelumnya. Jadi mereka tidak mampu membayar pekerja mereka yang memilih untuk bekerja dari jarak jauh sama seperti yang biasa mereka terima," lanjut dia.
Namun, juru bicara Google mengatakan bahwa perusahaan tidak akan mengubah gaji karyawan jika pekerja beralih dari pekerja kantor menjadi sepenuhnya jarak jauh di kota tempat kantor berada.
"Karyawan yang bekerja di kantor New York City akan dibayar sama dengan mereka yang bekerja dari jarak jauh dari lokasi New York City lainnya, misalnya," kata juru bicara Google.
Baca juga: Google rencanakan buat kampus baru di Silicon Valley
Baca juga: Pendiri Google resmi jadi penduduk Selandia Baru
Baca juga: Karyawan Amazon tak akan bekerja dari kantor hingga 2022
Penerjemah: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021