Banjir lahar dingin dengan air berwarna coklat tersebut membawa material dari puncak Merapi berupa pasir dan batuan vulkanik.
Seorang warga Jrakah, desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Pawiro, mengatakan, banjir lahar di Sungai Bebeng sangat kuat dan menghanyutkan ratusan pohon sengon milik warga.
Ia mengatakan, banjir lahar bahkan nyaris menyeret jembatan yang menghubungkan Dusun Jombong Desa Sudimoro dengan Desa Nglumut. Jembatan setinggi 2,5 meter tersebut rusak di beberapa bagian.
Warga Desa Sudimoro, Sobirin mengatakan, arus air menggerus tiang jembatan sehingga miring. Pagar jembatan juga rusak karena air meluap hingga atas jembatan. Ketinggian air sekitar empat meter.
Menurut Pawiro, kawasan Kali Bebeng selama ini tidak dialiri air sehingga dimanfaatkan warga untuk menanam salak dan ratusan pohon sengon. Namun begitu banjir lahar terjadi semua pohon tersebut hanyut.
Saat ini di bekas lahan tersebut terdapat timbunan pasir tebal dan bebatuan. Batu-batu tersebut sebelumnya belum ada dan diduga berasal dari puncak Gunung Merapi.
Banjir lahar juga terjadi di Sungai Putih dengan ketinggian air sekitar lima meter.
"Banjir cukup besar dan berbau belerang. Ketinggian air hampir menyentuh jembatan," kata warga Dusun Sabrangkali, Kecamatan Ngluwar, Miftahul Huda.
Ia mengatakan, banjir tersebut membawa material vulkanik Merapi berupa batu dan pasir yang menumpuk di tepi sungai.
Aliran lahar dingin juga terjadi di Sungai Senowo di Kecamatan Dukun. Dari atas jembatan Talun, Kecamatan Dukun terlihat bebatuan material Merapi terbawa arus sungai. (H018/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010