Menurut Tatu di Serang, Kamis, dari data yang dimilikinya dari survailans dan Palang Merah Indonesia, sejak tahun 1998 sampai Semtember 2010, sudah 595 warga Kabupaten Serang yang terjangkit HIV/AIDS.
"Sebagian kelompok pengguna obat-obatan dan berusia antara 22-32 tahun," kata Tatu.
Sejak Provinsi Banten terbentuk pada tahun 2000, Kabupaten Serang, lanjut Tatu, mendapat pengaruh yang cukup besar antara lain perubahan laju penduduk yang pesat, akses transportasi dan informasi yang mudah dan cepat sehingga dapat membawa pengaruh positif dan negatif termasuk adanya potensi terjadinya penyebaran penyakit infeksi menular seksual yang dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat.
Tatu mengungkapkan, data Kementerian Kesehatan menunjukkan hingga akhir September 2009 terdapat 18.442 kasus HIV/AIDS di Indonesia dan lebih dari 80 persennya berusia muda dan golongan usia produktif antara 20 sampai 39 tahun.
Generasi muda, kata Tatu seolah diincar oleh penyakit mematikan ini dan celakanya, penyebaran penyakit ini seperti fenomena gunung es. "Yang muncul ke permukaan sedikit daripada yang sejatinya di lapangan," katanya.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2KL) Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Maria Ismiati mengatakan, jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Serang pada tahun 2010 sampai Oktober mencapai 11 kasus.
"Empat kasus ditemukan di Kecamatan Cikeusal, dua di Kragilan, tiga di Petir, satu di Cikande, satu di Carenang, satu di Kramatwatu, dan satu di kecamatan Bojonegara," kata Maria.
Maria mengungkapkan, pemetaan tersebut dilakukan untuk menggambarkan mana daerah yang memiliki resiko tinggi penyebaran HIV/AIDS agar ke depan pencegahan dan pengendaliannya bisa dilakukan efektif.
"Resiko tinggi dibedakan atas resiko tinggi orang dengan HIV/AIDS, kemudian resiko tinggi jarum suntik, resiko tinggi pria pengguna jasa penjaja seks, resiko tinggi waria, dan resiko tinggi wanita penjaja seksual," katanya.
Kecamatan Cikande, Kragilan, Ciruas, Kramatwatu, Anyer, dan Kecamatan Bojonegara masuk dalam resiko tinggi pria pengguna jasa wanita penjaja seksual dengan jumlah pria beresiko tinggi mencapai 1.368 orang. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010