"Timeline" adalah sebuah istilah Twitter yang digunakan untuk menjelaskan aliran daftar Tweets yang terkumpul secara "real-time".
Twitter akan memasukkan "tweet yang dipromosikan" dalam profil pribadi seseorang tergantung pada siapa yang mereka ikuti dan apa yang mereka minati.
Sampai saat ini untuk bisa tampil di fungsi pencarian Twitter harus membayar. Tetapi, gerakan baru cenderung menjauhi banyak pengguna muda situs itu.
Sejak diluncurkan tiga tahun lalu, Twitter belum pernah mampu mendapatkan keuntungan finansial.
Saat ini, pengiklan akan mampu meraih 25 juta pengguna rutin di seluruh dunia. Tweet dari pengiklan akan disebut "Promoted" untuk membedakannya dari tweet lain.
Di masa depan, iklan-iklan juga akan tampak di "homepage" saat pengguna mengunjunginya. Ini akan disesuaikan pada minat pengguna. Minat itu ditentukan dengan pesan-pesan yang mereka kirim dan terima.
"Seperti sudah kami lakukan sejak mulainya usaha produk "Promoted", Twitter dengan berhati-hati dan pendekatan bijaksana untuk ujicoba ini," tulis Twitter dalam blognya, seperti dikutip dari Daily Mail.
"Sebagaimana dengan Promoted Tweet dalam pencarian, kami akan menampilkan Promoted Tweet dalam "timeline" ketika relevan. Mirip dengan rekomendasi Promoted Account kami, kami menggunakan beberapa tanda untuk menentukan satu Promoted Tweet relevan dengan seorang pengguna, termasuk daftar publik yang mereka ikuti. Kami akan memperluas peluncuran hanya saat kami merasa kami memberikan satu pengalaman pengguna berkualitas tinggi."
Twitter akan mengharapkan reaksi dari para pengguna yang tidak ingin situs mikro-blogging itu terganggu iklan.
Seorang pengguna Twitter, becrazy2 menulis,"'m not looking forward to 'Promoted Tweets' idea. I may have to stop using twitter. I don't like ads & don't want them in my timeline!"
("Saya tidak menantikan ide 'Promoted Tweet.' Saya mungkin harus berhenti menggunakan Twitter. Saya tidak suka iklan dan tidak ingin mereka dalam 'timeline' saya.")
Seorang pengguna lain menulis,"it's official. I HATE promoted tweets."
("Ini resmi. Saya benci promoted tweet.")
Tak seperti situs jejaring sosial lain, penggunaan Twitter didominasi oleh orang dewasa daripada remaja. Hanya 11 persen pengguna Twitter berusia 12 sampai 17 tahun.
However, it now appears to be taking a much more hard-headed approach.
Selama bertahun-tahun, perusahaan berjuang menemukan cara untuk mengubah popularitasnya menjadi komersial, mengeruk uang.
Twitter tampaknya mengambil pendekatan yang lebih realistis.
Contohnya, Twitter membebankan biaya kepada Google dan mesin pencari Bing kira-kira 7 juta poundsterling setahun untuk akses pada kontennya sehingga mereka bisa menawarkannya pada hasil pencari.
(ENY/S026)
Penerjemah:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010