Jakarta (ANTARA) - Keberhasilan proyek pembangunan pembangkit energi baru terbarukan tak lepas dari dukungan lembaga keuangan yang secara agresif memberikan pendanaan dan investasi bagi pengembangan listrik ramah lingkungan.
Presiden Direktur HSBC Indonesia Francois de Maricourt mengatakan pihaknya memberikan solusi pembiayaan bagi proyek energi bersih untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia dengan mengintegrasikan aspek invironmental, social, dan corporate governance (ESG).
"Transisi menuju penghematan energi dan penggunaan energi yang lebih bersih tentu saja membutuhkan investasi yang besar," kata Francois dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Tiga PLTU milik PLN raih penghargaan ASEAN Coal Award 2021
HSBC bersama World Resources Institute (WRI) dan World Wide Fund for Nature (WWF) meluncurkan Energy Transition Project selama lima tahun ke depan untuk mempercepat implementasi energi baru terbarukan sektor industri dan komersial di Indonesia.
Francois menjelaskan proyek itu merupakan bagian dari inisiatif global HSBC Climate Solutions Partnership senilai 100 juta dolar AS untuk mengatasi hambatan pembiayaan bagi perusahaan dan proyek yang bertujuan untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
Di Indonesia, program itu akan mendukung proyek-proyek berkelanjutan yang seringkali mengalami hambatan untuk mendapatkan pembiayaan akibat belum adanya kerangka kebijakan, kesenjangan antara permintaan dan suplai, atau kurangnya perangkat pengukuran dan business case.
Selama lima tahun ke depan, kemitraan ini akan berfokus pada meningkatkan ketersediaan solusi pembiayaan yang dapat menumbuhkan permintaan akan energi terbarukan, mendukung pengembangan kebijakan dan pertauran yang mendorong komersialisasi energi terbarukan, dan mengembangkan akses terhadap solusi pembiayaan bagi inisiatif efisiensi energi di sektor komersial dan industri.
Baca juga: PLN sebut bauran energi bersih capai 13 persen per Juni 2021
"Saya bersama mitra kami dari WRI dan WWF berharap dalam lima tahun ke depan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pemerintah Indonesia untuk mencapai target penurunan emisi karbon serta mendorong percepatan transisi menuju energi baru terbarukan," ujar Francois.
Program Climate Solutions Partnership merupakan bagian dari strategi iklim HSBC yang diumumkan pada Oktober 2020.
HSBC berkomitmen untuk menyelaraskan strategi pembiayaan menuju karbon netral pada 2050 sesuai dengan komitmen Paris Agreement, dan berkomitmen untuk memberikan hingga 1 triliyun dolar AS dalam pembiayaan dan investasi hingga 2030 untuk mendukung nasabah dalam melakukan transisi energi.
Di Asia Pasifik, kemitraan HSBC, WRI dan WWF berjalan di 14 negara, antara lain Australia, India, Indonesia, Hong Kong, Japan, Tiongkok, Korea Selatan dan Vietnam.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shanti Kamdani mengapresiasi inisiatif kemitraan tersebut dalam mendukung pengembangan proyek energi baru terbarukan terkhusus sektor industri swasta di Tanah Air.
Dia menyampaikan selama ini industri swasta masih mengalami hambatan dalam memperoleh pendanaan untuk membangun pembangkit energi bersih karena proyek itu dianggap punya risiko tinggi.
"Kami menyambut baik insiatif HSBC karena kami membutuhkan kesadaran dan kerjasama yang baik antara stakekholders dalam menghadapi perubahan iklim," pungkas Shanti
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021