Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mencatat cadangan devisa sampai dengan akhir Oktober mencapai 91,799 miliar dolar AS atau setara dengan 6,93 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta, Kamis mengatakan tambahan cadangan devisa di dapat dari ekspor yang tetap kuat dan aliran modal asing yang masih tinggi dan berdampak positif pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).

Ekspor yang masih tumbuh tinggi mendorong terjadinya surplus pada transaksi berjalan. Sementara itu, aliran modal asing yang terus meningkat seiring dengan menguatnya keyakinan investor internasional terhadap membaiknya prospek perekonomian domestik menyebabkan surplus pada transaksi modal dan finansial.

Difi mengatakan, industri perbankan juga menunjukkan perkembangan yang semakin baik dan disertai oleh stabilitas sistem perbankan yang tetap terjaga.

Sementara, ketahanan sektor keuangan hingga Oktober tetap terjaga dengan cukup baik, didukung oleh kondisi makroekonomi yang kondusif. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) dan profitabilitas perbankan yang secara umum masih tinggi, rasio kredit bermasalah (NPL) yang terjaga di bawah 5 persen, dan kondisi likuiditas perbankan yang terkendali.

Intermediasi perbankan juga semakin membaik tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir Oktober 2010 mencapai 21,9 persen (yoy). Perkembangan pertumbuhan kredit perbankan tersebut masih sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) dimana pertumbuhan kredit diperkirakan dapat mencapai kisaran 22 persen - 24 persen.

Sementara itu pertumbuhan kredit (ytd) untuk seluruh sektor sudah positif.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis ini juga memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada tingkat 6,50 persen.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010