Direktur Medik dan Keperawatan RSJ Magelang Nur Dwi Esti di Magelang, Kamis, mengatakan, keenam orang itu adalah lima perempuan dan seorang laki-laki.
Dua orang dari Kecamatan Dukun, tiga dari Kecamatan Muntilan dan seorang dari Kecamatan Srumbung.
Ia mengatakan, keenam orang itu menjadi pasien baru RSJ Magelang dan kini menjalani perawatan di bangsal khusus.
"Setelah sepekan di bangsal khusus mereka akan dipindah ke bangsal tenang untuk menjalani serangkaian terapi," katanya.
Keenamnya diketahui mengalami gangguan jiwa dari hasil pemeriksaan dan terapi massal yang dilakukan tim RSJ terhadap pengungsi yang tinggal di pengungsian kecamatan Srumbung dan Muntilan.
"Kegiatan pemeriksaan ini dilakukan sejak Senin (1/11)," katanya.
Ia mengatakan, setiap hari tim terapi massal RSJ yang terdiri atas 16 orang berada di tempat pengungsian untuk memberikan terapi kepada para pengungsi. Tim terapi terdiri atas psikiater, dokter, perawat, dan pekerja sosial.
"Sampai sekarang baru enam orang yang menunjukkan gejala gangguan jiwa berat, sedang lainnya cukup diberi obat antidepresan," katanya.
Ia menjelaskan, gangguan jiwa berat ditunjukkan pasien jika selalu gelisah, mengganggu lingkungan dan keselamatan dirinya sendiri.
Menurut dia, para penderita gangguan jiwa ini sebelumnya telah memiliki potensi sakit jiwa. Bencana dan tinggal di pengungsian memicu potensi tersebut menjadi gangguan jiwa. (*)
H018/N002/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010