Rio De Janeiro (ANTARA) - Pemerintah Brazil sedang mempertimbangkan penggunaan royalti industri minyak untuk membiayai subsidi gas masak bagi keluarga miskin senilai 7,5 miliar reais (Rp20,1 triliun), kata Menteri Pertambangan dan Energi Bento Albuquerque kepada Reuters, Senin (9/8).
Dia juga mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa bulan depan pemerintah akan meluncurkan program yang mendorong pengurangan konsumsi listrik secara sukarela untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan pasokan listrik.
Albuquerque mengulangi jaminan sebelumnya bahwa Brazil tidak menghadapi risiko penjatahan listrik meskipun kekeringan terburuk dalam 91 tahun menghantam pembangkit listrik tenaga air.
Dia juga berusaha menenangkan investor di Petroleo Brasileiro SA (Petrobas) dengan menegaskan bahwa pemanfaatan perusahaan minyak negara itu untuk tujuan politik adalah hal masa lalu.
Albuquerque menjamin Petrobras tidak akan menanggung tagihan miliaran dolar untuk usulan subsidi gas masak.
Jelang pemilihan umum tahun depan, pemerintah Brazil ingin melaksanakan program tersebut sesegera mungkin, meskipun penggunaan royalti untuk pendanaan mungkin memerlukan persetujuan kongres.
"Untuk 2022, sekitar 7,5 miliar reais (Rp20,6 triliun) akan dibutuhkan untuk memasok tabung gas ke keluarga penerima Bolsa Familia (program kesejahteraan sosial) setiap dua bulan," kata Albuquerque.
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Brazil Bolsonaro sebut hakim agung "anak pelacur"
Baca juga: Kasus COVID Brazil tembus 20 juta
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021