Cinangka (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau yang sudah satu pekan berstatus `waspada` atau level II, sesekali mengeluarkan pijaran lava, hal ini membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Bandung, Jawa Barat melarang warga untuk mendekat.

"Pijaran lava sesekali keluar dari perut Gunung Anak Krakatau (GAK), dan pijaran tersebut akan terlihat jelas pada malam hari," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Rabu.

Dia menjelaskan, pijaran lava pertama kali terlihat pada 28 Oktober atau bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.

"Pantauan kami di pos pemantau, pijaran itu terlihat pada pukul 21. 00 WIB. Kalau siang atau pagi hari pijaran lava tidak terlihat, karena tertutup oleh awan hitam kelabu," katanya menambahkan.

Sementara itu, kegempaan GAK pada Selasa (2/11) mencapai 722 kali, jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan pada Senin (1/11), yakni sebanyak 729.

"Jumlah kegempaan yang terjadi di Gunung Anak Krakatau masih kisaran 700 kali, dan untuk hari ini data yang ada belum terekap dan dikalkulasikan," katanya.

Secara rinci, ia menjelaskan bahwa jumlah kegempaan pada Selasa (2/11), untuk vulkanik dangkal (VA) berjumlah enam kali, vulkanik dalam (VB) 177 kali, letusan 233 kali, tremor 219 kali. Dan pada Hari Senin (1/11), jumlah kegempaan GAK mencapai 729 kali, dengan rincian VB 31, VA 221, letusan 178, tremor 151 dan hembusan 148 kali.

"Untuk ketinggian asap rata-rata 100 sampai 1.700 meter, dengan warna kelabu kehitam-hitaman yang menggumpal," katanya menambahkan.(*)
(ANT-152/Z002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010