Jakarta (ANTARA) - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re optimistis mampu merealisasikan target kinerja sepanjang 2021 setelah mampu merealisasikan 60% hingga semester pertama tahun ini.


Direktur Utama Indonesia Re (RIU) Benny Waworuntu menjelaskan hingga akhir Juni pihaknya telah merealisasikan sekitar 60% dari Key Performance Indicator (KPI) yang berisi sejumlah target perusahaan dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) pada 2021.


“Sampai dengan posisi akhir semester I 2021 pencapaian KPI RIU mencapai 60% dan akan kita kejar pencapaian nya untuk menjadi 100% di semester 2 ini,” ujarnya dalam wawancara dengan Antara.


Benny meyakini target tersebut bisa dikejar dengan terus memonitor perkembangan kinerja dari setiap lini bisnis (Class of Business/CoB), terutama pada CoB yang tahun lalu masih berkontribusi negatif.


“Sehingga pada akhir tahun masing-masing CoB tersebut dapat memberikan kontribusi yang positif,” jelasnya.


Pendapatan premi reasuransi umum pelat merah ini per akhir Juni 2021 mencapai Rp 1,81 triliun. Realisasi itu sekitar 95,43% dari pencapaian pada Juni 2020 (atau turun sekitar 4,57%). Penurunan khususnya terjadi di COB marine cargo, aviation, casualty, personal accident atau PA dan kendaraan bermotor.


Di sisi lain, lini bisnis marine hull, fire dan engineering mengalami peningkatan. Menurut Benny, penurunan raihan premi pada lini bisnis marine cargo, aviation dan kendaraan bermotor sangat dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.


“Sementara untuk Casualty dan PA karena pembatasan pada bisnis AJK [asuransi jiwa kredit].”


Pada paruh pertama 2021, beban klaim RIU juga tercatat menurun dari Rp 992,29 miliar pada Juni 2020 menjadi Rp 842,52 miliar. Benny memerinci semua lini bisnis mengalami penurunan nilai klaim, kecuali pada lini bisnis casualty. 


“Kenaikan klaim casualty disebabkan adanya klaim liability bisnis MIGAS dan klaim lainnya yang bersifat long term, seperti kredit,” kata Benny.


Fokus RIU pada Semester II/2021


Untuk merealisasikan target RKAP, Benny menjelaskan pengawalan atas pelaksanaan program kerja strategis juga menjadi fokus RIU pada Semester II/2021. Langkah BUMN tersebut, jelasnya, sebagai tindak lanjut atas rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) 2020-2024 yang telah disetujui.


“Tentu harus ditindaklanjuti dengan langkah berikutnya sehingga target waktu perencanaan strategis ini bisa sesuai dengan yang direncanakan,” ungkapnya.


Selain memastikan pencapaian target RKAP, jelas dia, Indonesia Re juga akan fokus kepada tiga hal prioritas yaitu, memastikan keselamatan karyawan dan keluarga di tengah pandemic Covid-19, pengembangan SDM, dan penguatan teknologi informasi (IT).


Benny menilai ada sejumlah faktor yang patut diwaspadai pada 2021 ini. Salah satunya, lonjakan klaim terkait dengan Covid-19. 


“Saat ini banyak perusahaan asuransi yang merilis produk terkait dengan Covid-19 yang perlu diuji dalam penyelesaian klaim,” ungkapnya.


Dia menjelaskan belum ada data resmi mengenai kerugian dan penolakan klaim yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19. Namun, diprediksi kerugian yang dialami oleh industri asuransi di tingkat nasional maupun internasional sangat besar. 


“Kesulitan likuiditas yang diderita oleh hampir seluruh sektor ekonomi kemungkinan akan memperburuk moral hazard dan dapat menghambat proses penanganan klaim,” ujarnya.


Sebagai catatan, Benny Waworuntu, resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama Indonesia Re pada Februari 2021. Dia menegaskan bahwa visi dan misi pribadinya ketika diangkat menjadi dirut adalah sesuai keinginan pemegang saham sebagaimana tertuang pada dokumen RKAP dan RJPP.


“Menjadikan Indonesia Re sebagai perusahaan reasuransi yang menjadi pilihan utama dalam memberikan layanan dukungan reasuransi di Indonesia dengan dengan kualitas pelayanan yang profesional dan berstandar internasional,” ungkapnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021