Bandar Seri Begawan (ANTARA) - Brunei Darussalam mencatat 42 kasus COVID-19 pada Senin, rekor penambahan kasus dalam sehari, setelah pada akhir pekan menemukan kasus pertama penularan lokal dalam 15 bulan.
Brunei telah menerapkan aturan karantina yang ketat bagi pelancong yang masuk dan telah melaporkan 406 kasus infeksi sejak awal pandemi.
Satu klaster dalam wabah saat ini terkait dengan pusat karantina hotel, kata Menteri Kesehatan Mohd Isham Jaafar.
"Dibandingkan (wabah) tahun lalu, kami tidak tahu asal dari banyak kasus kali ini," kata Mohd Isham Jaafar dalam konferensi pers, Senin.
Wabah itu menyebabkan pusat karantina cepat terisi, dan pihak berwenang juga menyelidiki kemungkinan penyeberangan perbatasan ilegal antara Brunei dan Malaysia menjadi sumber kasus infeksi terkini, katanya.
"Kita tahu bahwa rantai terlemah adalah jalur penyelundupan dan garis depan dari bandara ke hotel," tambahnya.
Baca juga: Brunei laporkan 17 kasus baru COVID-19
Mohd Isham mengatakan pada akhir pekan bahwa sampel yang diambil dari orang yang terinfeksi telah dikirim ke Singapura untuk menguji keberadaan varian Delta yang lebih menular.
Pada Sabtu, Brunei mencatat tujuh infeksi COVID-19 yang ditularkan antarwarga masyarakat, kasus infeksi pertama sejak Mei 2020.
Negara itu segera menerapkan kembali pembatasan mobilitas masyarakat secara ketat, termasuk melarang sebagian besar pertemuan publik.
Sekolah, masjid, dan sebagian besar bisnis yang tidak penting telah ditutup.
Sekitar 33 persen dari populasi Brunei yang berjumlah 450.000 orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, menurut data pemerintah yang diterbitkan pada Minggu.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021