Saya sekali lagi meminta maaf telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat karena masalah pasokan vaksin Moderna.

Seoul (ANTARA) - Menteri Kesehatan Korea Selatan pada Senin (9/8) meminta maaf atas kekurangan vaksin COVID-19 lantaran Moderna akan mengirimkan kurang dari setengah dari jumlah vaksin yang direncanakan bulan ini akibat masalah produksi.

Korsel yang tengah menghadapi gelombang pandemi keempat telah mencatatkan rekor kasus baru dalam beberapa minggu terakhir, sementara vaksinasi terhambat oleh kekurangan pasokan dan keterlambatan pengiriman.

Menkes Kwok Deok-cheol mengatakan Moderna sudah menginformasikan bahwa pihaknya akan mengirim kurang dari setengah dari 8,5 juta dosis yang seharusnya dikirimkan pada Agustus.

“Saya sekali lagi meminta maaf telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat karena masalah pasokan vaksin Moderna,” katanya dalam sebuah rapat singkat.

Produsen obat asal Amerika Serikat itu melewatkan pengiriman pada akhir Juli karena mitra manufaktur mengalami keterlambatan lantaran operasi pengujian laboratorium.

Baca juga: Kasus COVID-19 di Korsel melonjak di tengah penyebaran varian baru

Menurut Kwon, pemerintah sudah menyampaikan keluhan ke Moderna dan seorang delegasi tingkat tinggi akan mengunjungi perusahaan tersebut untuk membahas solusi terbaik atas masalah tersebut.

Ia mengatakan Moderna sudah meminta maaf dan berjanji melakukan pengiriman yang telah disepakati.

Namun, belum ada tanggapan langsung dari pihak Moderna.

Korsel telah meneken kontrak pembelian 40 juta dosis vaksin Moderna dan baru 2.4 juta dosis di antaranya yang sudah diterima, menurut keterangan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Keterlambatan itu terjadi saat Korsel membuka pendaftaran vaksin perdana untuk kalangan dewasa di atas usia 18 tahun pada Senin malam dengan menggunakan vaksin Moderna atau Pfizer/BioNTech mulai 26 Augustus 2021.

Baca juga: "Bus pemulihan" di Korsel manjakan nakes COVID

Pendaftaran berproses sesuai rencana, tetapi akan memakan waktu enam minggu untuk mendapatkan suntikan dosis kedua setelah dosis pertama, bukan empat minggu, kata Kepala KDCA Jeong Eun-kyeong.

Korsel mendapat pujian atas penanganan COVID-19 di awal pandemi dengan melakukan pelacakan dan pengujian secara menyeluruh. Namun, vaksinasi yang lambat tumpang tindih dengan lonjakan varian Delta yang penularannya lebih cepat.

Sebanyak 45 persen dari 52 juta penduduknya telah divaksin, setidaknya dengan dosis pertama, sementara 15 persen di antaranya sudah mendapatkan vaksin lengkap per Minggu malam, berdasarkan data KDCA.

Korsel berencana untuk memvaksinasi lebih dari 70 persen warganya pada Septermber mendatang.

Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan dalam pertemuan dengan asisten senior, meskipun kekurangan vaksin, tujuan akan tercapai dengan memaksimalkan efisiensi pasokan yang tersedia.

KDCA melaporkan 1.492 kasus baru COVID-19 pada Minggu, sehingga total infeksi di Korsel menjadi 212.448 kasus dengan 2.125 kematian.

Sumber: Reuters

Baca juga: Jangan takut, reaksi ini biasa muncul usai disuntik vaksin Moderna
Baca juga: Vaksin Moderna disebut tetap manjur 4-6 bulan usai dosis kedua

Penerjemah: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021