Hal tersebut dikatakan Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Ketut Gegel Ariadi, Rabu, usai mendengarkan pemaparan dari Direktur PT Tree Top Indonesia, Arif Zul Permana, selaku investor.
Sebelumnya, lanjut Gegel, pihaknya sudah membentuk tim pengkajian investasi yang diketuai oleh Asisten II Sekretariatan Kabupaten utara Pulau Dewata ini, I Made Widiartha.
Gegel mengatakan, pihak investor diminta untuk mematuhi semua persyaratan administrasi serta melakukan sosialisasi dengan masyarakat Desa Pakraman Pancasari maupun warga Catur Desa yang ada di seputaran daerah Danau Buyan serta Danau Tamblingan.
Dikatakan, surat rekomendasi dari Bupati Buleleng Putu Bagiada tentu tetap mengacu pada persetujuan dari pihak Desa Pakraman Pancasari dan warga Catur Desa yang berada di seputaran kawasan objek wisata alam Danau Buyan serta Tamblingan.
Selain itu, Gegel juga meminta agar pihak investor mendapat ijin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Bali terkait blok pemanfaatan dari kawasan hutan yang bisa digunakan sebagai kegiatan wisata berbasis alam dan masyarakat.
Di sisi lain Arif mengatakan, tujuan unit bisnis ekowisata Buyan-Tamblingan tersebut adalah kegiatan "Zip-Line" dengan sejumlah fasilitas yakni jalur sepanjang tiga kilometer, "station", jembatan udara yang panjangnya 100 hingga 300 meter.
Selain itu, pihak PT Tree Top Indonesia juga akan dibangun fasilitas bangunan pengunjung yang tidak permanen serta jalur untuk pejalan kaki.
Arif mengatakan, penanaman investasi tersebut diperkirakan berjumlah sekitar 600 dolar Amerika Serikat dan akan menjadi kawasan petualangan alam bebas yang terpanjang di dunia.
Dikonfirmasi terkait rekanan dalam pembangunan tersebut, Arif mengaku turut menggandeng PT Tree Top Asia dalam bidang pemasaran dan operasionalnya kedepan.
"Perkiraan awal kami, akan ada sekitar 30 ribu pengunjung dalam waktu satu tahun dan ada bentuk kontribusi senilai 10 persen dari keuntungan untuk dilokasikan ke kepentingan konservasi, pemeliharaan pura, pemberdayaan masyarakat sekitar, dan reboisasi," ucap Arif. (ANT-200/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010