Jakarta (ANTARA) - Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agaknya menjadi ladang favorit bagi masyarakat Indonesia untuk menjajal bidang kewirausahaan secara mandiri.

Tak perlu keahlian khusus hingga modal yang tak banyak menjadi salah dua faktor yang mendorong jumlah pelaku usaha di sektor ini kian waktu kian bertambah hingga mencapai sekitar 64 juta UMKM.

Tak heran jika UMKM menjadi backbone atau tulang punggung perekonomian karena 99 persen usaha di Tanah Air didominasi oleh sektor UMKM yang mampu menyerap 97 persen dari total jumlah pekerja.

Kontribusinya pun tak main-main terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yakni mencapai 60 persen jika ditilik dari data Kementerian Koperasi dan UKM.

Oleh sebab itu, menembus pasar ekspor merupakan target utama para pelaku UMKM dalam melakukan ekspansi bisnisnya.

Pemerintah juga sangat ingin para pelaku UMKM mampu menembus pasar ekspor sehingga disediakan berbagai jalan agar target tersebut tercapai.

Salah satu yang mempunyai peran untuk memfasilitasi UMKM agar mampu menembus pasar ekspor adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI).

BNI memiliki kantor cabang di sejumlah negara mulai dari Singapura, Hong Kong, Tokyo, Jepang, Seoul, Korea Selatan, London, Inggris, hingga New York, Amerika Serikat.

BNI diberikan penugasan khusus oleh Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) Erick Thohir untuk membuka jalan bagi UMKM agar go global melalui kantor cabangnya di berbagai negara.

Xpora dorong UMKM go global

BNI sendiri memiliki terobosan untuk mendukung produk-produk lokal dari pelaku UMKM untuk dapat dinikmati oleh seluruh penduduk di dunia yaitu melalui Xpora.

Xpora merupakan akronim dari Ekspor dan Diaspora yaitu one stop shopping solution BNI untuk memberikan layanan terintegrasi bagi mitra-mitra UMKM.

Hingga kini Xpora telah dilakukan piloting di tujuh lokasi yaitu Medan, Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Denpasar, dan Makassar dengan tiga value utama yang menjadi pondasi yakni yakni Go Productive, Go Digital, dan Go Global.

Xpora memiliki delapan solusi utama untuk UMKM meliputi pelayanan cepat dan berkualitas, peningkatan kapabilitas melalui edukasi, pendampingan, dan pengembangan UMKM.

Kemudian pengembangan akses kepada tool bisnis fintech, diagnostic bisnis, solusi keuangan mudah dan terintegrasi serta kemudahan akses pasar via kerja sama dengan e-commerce dan instansi pemerintah.

Selanjutnya, aktivasi digital melalui kerja sama antara Xpora partner dan pelayanan digital yang komprehensif serta solusi transaksi nirtunai via digital portal dengan akses mudah kepada channel e-banking.

Berikutnya, pemberdayaan bisnis ekspor dengan akses inkubasi dan B2B, matchmaking dengan potensial buyer nasabah BNI di kantor cabang luar negeri serta solusi orientasi ekspor termasuk produk trade biaya rendah.

Berbagai solusi Xpora tersebut sejalan dengan penugasan Menteri BUMN kepada BNI untuk menggarap potensi perantau atau diaspora Indonesia agar naik kelas.

Belum lama ini, Menteri BUMN mendorong keberadaan BNI di London untuk membantu diaspora pelaku UMKM serta pengusaha RI untuk mengembangkan usaha mereka di kawasan Inggris Raya dan Eropa.

Hal ini mendapatkan dukungan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London serta Indonesia Small-Medium Enterprises in The United Kingdom (ISME-UK).

Erick Thohir menyatakan pelaku UMKM harus memanfaatkan perkembangan digital untuk meraih peluang baik terhadap akses modal, keterampilan, hingga akses pasar baik di dalam dan luar negeri.

“Seperti yang dilakukan BNI yang sudah membuka jalan bagi UMKM agar go global menembus pasar Eropa melalui London,” ujarnya.

Diaspora dan BNI Xpora

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebutkan saat ini kredit di kantor cabang luar negeri BNI tercatat 3,7 miliar dolar AS dengan 93 persen dari portofolio kredit merupakan Indonesia-related business.

Royke memastikan bahwa kantor cabang luar negeri BNI mampu berperan dalam mengembangkan UMKM Indonesia yang merupakan nasabah BNI domestik.

Target itu akan diraih dengan memberikan layanan advisory khususnya mengenai market insight, akses kepada potential buyer, regulasi lokal terkait custom and tax, dan lain-lain.

Salah satu pelaku usaha diaspora Indonesia yang hingga saat ini telah memperoleh fasilitas pembiayaan dari kantor cabang luar negeri BNI adalah Surya Trading Co., Ltd di Hong Kong.

Surya Trading Co., Ltd yang bergerak di bidang perdagangan retail makanan dan minuman ini akhirnya memiliki 11 toko dan aktif memasok barang kebutuhan sehari-hari terutama food and beverage produksi Indonesia ke 80 toko afiliasinya di Hong Kong.

BNI telah menyiapkan skema pembiayaan khusus dan kantor cabang luar negeri telah melakukan penjajakan terhadap potensi pembiayaan kepada UMKM diaspora di negara masing-masing.

“Ke depan pembiayaan diaspora Indonesia akan menjadi sumber pertumbuhan baru di segenap kantor cabang luar negeri,” kata Royke.

BNI sendiri menargetkan porsi pembiayaan UMKM meningkat dari 20,7 persen pada 2020 menjadi 30 persen pada 2024.

Dalam hal ini, BNI telah menyusun skema pembiayaan dengan memberikan beberapa relaksasi atas kebijakan kredit yang ditujukan bagi UMKM berorientasi ekspor baik eksportir langsung maupun tidak langsung termasuk kepada diaspora.


Baca juga: BNI ajak 10 UMKM berbagi kiat berbisnis hingga ekspor

Baca juga: LPEI siapkan pelaku UMKM berorientasi ekspor

Baca juga: Teten ungkap tiga strategi tingkatkan ekspor UMKM

Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021