Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda masih berstatus waspada meskipun jumlah letusan mencapai ratusan kali dalam sehari.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Hamdani, mengatakan berdasarkan pengamatan Rabu pukul 00.01 hingga 11.28 WIB jumlah letusan tercatat 72 kali.
Kemudian, gempa vulkanik dangkal 20 kali, vulkanik dalam 30 kali, gempa tremor 39 kali dan 32 kali hembusan.
"Sampai malam nanti dipastikan akan mencapai ratusan kali seperti hari sebelumnya karena status Anak Krakatau masih sama meskipun cenderung fluktuatif," jelasnya.
Sehari sebelumnya, dalam waktu yang sama tercatat, letusan yang terjadi sebanyak 116 kali, kemudian, gempa vulkanik dangkal 45 kali, vulkanik dalam 32 kali, tremor 29 kali dan 35 kali hembusan.
"Ketinggian semburan abu dan debu vulkanik mencapai antara 600 sampai 1.000 meter," katanya.
Ia menyatakan, semburan debu dan abu vulkanik Gunung Anak Krakatau, meskipun beracun masih aman karena berada di tengah laut yang jauh dari permukiman penduduk.
Ia menjelaskan semburan tersebut merupakan fenomena biasa saat aktvitas GAK meningkat sehingga warga tidak perlu panik namun tetap waspada.
"Kami akan segera menginformasikan kepada warga jika memang berbahaya karena penduduk yang paling cepat terkena dampaknya adalah warga Pulau Sebesi Lampung," terang dia.
Ia juga mengatakan semburan yang dikeluarkan oleh Krakatau sebelum sampai ke pemukiman warga sudah berbaur dengan atmosfir dan material vulkanik sehingga jatuh kembali di sekitar Krakatau.
"Kami sampaikan Krakatau masih aman asal nelayan menjaga jarak saat melaut di perairan Krakatau," tegasnya.(*)
ANT/Z003
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010