"Belum dapat banyak rumputnya, terus pulang karena turun hujan air disertai abu," kata seorang warga Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng, Sukisno, di Magelang, Rabu.
Ia mengaku bersama sejumlah warga setempat lainnya mencari rumput di dekat hutan Deles sekitar satu kilometer dari dusun setempat.
Sekitar pukul 12.00 hujan abu turun sehingga segera meninggalkan lokasi itu untuk selanjutnya kembali ke rumah masing-masing.
Sejumlah warga setempat berkumpul di pos ronda dusun itu untuk mewaspadai kemungkinan bencana letusan susulan Merapi.
Langit di sekitar puncak Merapi, katanya, terlihat gelap karena mendung.
Sukisno yang memiliki dua ekor sapi itu mengaku, rumput yang diperolehnya dari tempat itu pada Rabu relatif cukup untuk persediaan pakan ternaknya sehari itu.
"Belum banyak tetapi cukup untuk hari ini," katanya.
Dusun Gemer berjarak sekitar enam kilometer barat puncak Merapi yang terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang kini sedang fase letusan antara lain ditandai dengan semburan awan panas dan luncuran lava pijar secara intensif itu.
Seorang warga Dusun Tangkil, Desa Ngargomulyo yang berjarak sekitar tujuh kilometer barat puncak Merapi, Hari, mengatakan, hujan air disertai abu juga turun di kawasan itu sejak sekitar pukul 12.00 WIB.
"Di sini juga hujan abu," katanya.
Warga setempat sejak pagi beraktivitas di kebun sayurannya masing-masing dan sebagian lainnya mencari rumput di sekitar kampung itu meskipun langit sekitar puncak gunung itu terlihat gelap karena tertutup abu vulkanik akibat semburan awan panas secara intensif sejak malam hari.
Ia mengatakan, warga bergegas pulang ke rumah masing-masing karena turun hujan air disertai abu.
Petugas Pengamatan Gunung Merapi di Pos Krinjing, Yulianto, mengatakan, pada pagi sekitar pukul 08.00 WIB selama beberapa saat, kawasan sejumllah dusun di utara Kali Senowo itu diguyur hujan air disertai abu.
"Kalau hujan yang sekarang (Sekitar pukul 12.00 WIB,red) di sini hujan air, tetapi yang pagi tadi hujan air disertai abu," katanya.
Belasan warga Dusun Grogol, Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun sekitar 11 kilometer di sebelah barat puncak Merapi kira-kira pukul 12.30 WIB terlihat mengusung jenasah Pawiro Sardi (80), warga setempat yang meninggal dunia sekitar pukul 08.15 WIB saat terjadi hujan abu di kawasan itu. Sebagian besar warga setempat mengungsi ke tempat aman dari bencana erupsi Merapi.
Jenasah mereka bawa dengan peti dari rumahnya di tepi dusun itu ke pemakaman setempat sekitar 500 meter, di tengah gerimis yang mengguyur kawasan setempat.
Warga setempat, Susanto, mengatakan, Pawiro meninggal dunia karena sakit tua sejak beberapa waktu lalu, sedangkan isterinya juga sedang sakit tua.
"Mereka tidak memiliki anak, setiap hari dirawat oleh salah seorang keponakannya. Hingga saat ini mereka tidak mengungsi, tetap di rumahnya meskipun Merapi sedang fase erupsi," kata Susanto yang juga Koordinator Tim Relawan Edukasi Gubug Selo Merapi (EGSPi) Dusun Grogol Untuk Bencana Gunung Merapi 2010 itu.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010