Saya berpesan kepada Pertamina agar memenuhi segala komitmen yang telah tertuang pada kontrak kerja sama yang telah ditandatangani dan bekerja lebih keras lagi dalam menjaga serta meningkatkan produksi migas di WK Rokan.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif meminta PT Pertamina (Persero) memegang komitmennya untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi minyak dan gas Blok Rokan di Riau.

Per 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB, Pertamina melalui perusahaan afiliasinya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), resmi menjadi pengelola Wilayah Kerja (WK) Rokan menggantikan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).

"Saya berpesan kepada Pertamina agar memenuhi segala komitmen yang telah tertuang pada kontrak kerja sama yang telah ditandatangani dan bekerja lebih keras lagi dalam menjaga serta meningkatkan produksi migas di WK Rokan," kata Menteri Arifin saat seremoni Alih Kelola WK Rokan yang diselenggarakan secara hybrid atau campuran daring dan luring di Pekanbaru, Riau, dan Jakarta, Minggu (8/8) malam.

Baca juga: Menteri ESDM: Alih kelola Blok Rokan jadi sejarah bagi Indonesia

Menurut dia, dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Senin, berdasarkan kesepakatan bersama yang telah dicanangkan, alih kelola Rokan akan tetap membawa produksi di salah satu blok terbesar di Indonesia itu terus meningkat. Tujuan ini akan dapat terealisasi apabila PHR melakukan investasi pengeboran yang masif.

"Saya berharap PT PHR mengajukan usulan kegiatan peningkatan produksi yang agresif untuk sisa tahun 2021 dan tahun-tahun selanjutnya. Ini harus menjadi komitmen Pertamina, mengingat Rokan merupakan salah satu WK terbesar di Indonesia yang bernilai strategis dalam memenuhi target produksi satu juta BOPD dan 12 BSCFD pada 2030 mendatang," ungkapnya.

Blok Rokan merupakan salah satu wilayah kerja migas strategis yang dari sejak 1951 sampai 2021 telah menghasilkan 11,69 miliar barel minyak.

Sementara itu, produksi rata-rata pada 2021 hingga Juli tercatat sebesar 160,5 ribu barel minyak per hari atau 24 persen dari produksi nasional dan gas 41 MMSCFD.

Baca juga: Menteri ESDM: Kecermatan, kunci keberhasilan alih kelola Blok Rokan

Menindaklanjuti permintaan Menteri ESDM itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan amanah yang diberikan pemerintah untuk mengelola WK Rokan akan dilaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

"Dengan kontribusi 24 persen WK Rokan untuk produksi migas nasional, Pertamina akan berkomitmen menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia," ujarnya.

Menurut Nicke, pengelolaan WK Rokan kepada Pertamina sebagai perusahaan BUMN tentu akan memberikan manfaat yang lebih luas bagi negara, baik dari sisi pengelolaan maupun penerimaan negara, sekaligus memperkuat posisi Pertamina khususnya PHR menjadi lokomotif pembangunan dan perekonomian nasional.

"Pertamina juga memiliki amanah lainnya, yaitu mendukung program pemerintah mencapai produksi minyak mentah satu juta BOPD dan gas 12 BSCFD pada 2030. Oleh karenanya, selain kerja keras serta komitmen Pertamina, tentu juga diharapkan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah serta seluruh stakeholder dan masyarakat untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut," ungkap Nicke.

Baca juga: Blok Rokan beralih ke Pertamina, ini pesan bos Chevron

Hingga akhir 2021, PHR merencanakan pengeboran 161 sumur baru, termasuk sisa sumur dari komitmen operator sebelumnya. Sedangkan, pada 2022, PHR merencanakan pengeboran kurang lebih 500 sumur baru.

Hal tersebut merupakan komitmen investasi dan jumlah sumur terbesar di antara WK migas lain di Indonesia.

Kegiatan pengeboran tersebut akan didukung dengan penyiapan tambahan 10 rig pemboran sehingga secara total tersedia 16 rig serta 29 rig lainnya untuk kegiatan work over & well service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya.

Blok Rokan memiliki luas 6.453 km2 dengan 10 lapangan utama yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan, dan Pager.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021