Sikakap, Mentawai (ANTARA News) - Cuaca buruk berupa badai laut dan gelombang tinggi di perairan laut Mentawai, selain mengganggu pendistribusian bahan bantuan bagi korban tsunami, juga mulai berdampak pada ketersediaan bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat di Pulau Sikakap.
Cuaca buruk mengakibatkan kapal tidak berlayar dari Padang ke Sikakap membawa bahan kebutuhan pokok, sehingga stok jadi menipis dan harga-harga mulai naik, kata Yusman, pemilik rumah makan kepada ANTARA di Sikakap, Rabu dini hari.
Ia memberi contoh, harga cabe merah yang sebelumnya Rp30 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp45 ribu per kilogram. Dengan harga yang naik kini juga sudah tidak ada lagi di pasar Sikakap.
Sembako lain yang mulai hilang di pasaran Sikakap adalah telur ayam buras, tambahnya.
Ia mengatakan, sebagai pemilik rumah makan dirinya telah membeli 200 ekor ayam buras di Padang dan telah dipotong, namun tidak bisa dikirim ke Sikakap.
Begitu pula bahan masakan lainnya seperti cabe dan sayur mayur sudah dipesan dan dibayar di Padang namun tidak bisa dibawa ke Sikakap karena kapal tidak ada berangkat.
Ia menyebutkan, jika cuaca buruk masih berlanjut, dikhawatirkan sembako semakin menipis di Sikakap sehingga lonjakan harga yang kelangkaan sembako tidak terhindari.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan menyebutkan terjadi cuaca buruk di perairan Mentawai, sejak akhir Oktober hingga lima hari awal November 2010.
Kondisi cuaca buruk ini telah mengganggu pendistribusian bantuan melalui jalur laut menggunakan kapal. Pendistribusian bantuan kemudian dilakukan melalui udara menggunakan helikopter TNI-AD, PMI dan Basarnas.(*)
(H014/Z002/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010