Salah seorang seniman lukis, Suherman, Selasa, mengatakan, aksi melukis tersebut merupakan bentuk dedikasi seniman di Pasar Seni Taman Sari atas loyalitas Mbah Maridjan terhadap jabatan yang diembannya sebagai juru kunci Gunung Merapi.
"Memang terlihat konyol, namun kalau kita lihat lagi, betapa besarnya loyalitas almarhum Mbah Maridjan terhadap jabatan yang diembannya. Karena kami bisanya melukis maka bentuk penghargaan kami terhadap almarhum ialah melalui lukisan yang saya buat ini," ujar Suherman.
Ia menjelaskan, semua lukisan tersebut nantinya akan dilelang dan hasil lelang tersebut akan diberikan kepada pihak keluarga Mbah Maridjan.
"Targetnya pada saat 40 hari atau 100 hari setelah almarhum Mbah Mardijan meninggal kita akan melelang lukisan ini," ujarnya.
Uniknya, lukisan bergambar wajah Mbah Maridjan yang dilukis di atas kanvas ukuran 2x1,5 meter dengan aliran realistis oleh Suherman ini rencananya akan dibubuhi pasir dari Gunung Merapi.
"Saya ini sedang menunggu pasir dari Gunung Merapi, tapi sampai saat ini belum dikirim. Saya ingin ada unsur `real`nya dalam lukisan Mbah Maridjan ini, supaya lebih sakral," ujarnya.
Ke-12 pelukis tersebut diantaranta Edi S Weka, Hendara,Yana, Mul, Dede Ardikana, Rio, Taat Yudha, Abu Jumhur, Suherman dan Akhir.(*)
(U.KR-ASJ/M008/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010