Boyolali (ANTARA News) - Sejumlah bantuan logistik dari berbagai elemen masyarakat untuk korban bencana alam Gunung Merapi mulai berdatangan di tempat-tempat pengungsian di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Berdasarkan pantauan di tempat pengungsian akhir (TPA) Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa, sejumlah logistik seperti dari persatuan istri anggota DPRD (Piade) Provinsi Jawa Tengah disalurkan ke pengungsi.

Pemimpin rombongan Piade, Nunik Yuniningsih yang juga anggota DPRD Provinsi Jateng menyatakan ikut prihatin atas bencana Merapi yang dihadapiwarga Boyolali, sehingga para istri DPRD bergotong royong membantu para korban.

Mereka membawa makanan siap saji, pembalut wanita, biskuit untuk balita, dan sembako.

Sementara di Kecamatan Musuk, Ikatan Peduli Pengungsi Merapi(IPPM) ikut menyalurkan bantuan logistik ke ribuan pengungsi.

Koordinator IPPM Gatot Widodo mengungkapkan mereka membawa ikan asin, mi instan, dan beberapa karung beras untuk disalurkan kepada pengungsi.

Bantuan logistik juga datang dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Surakarta.

Menurut Mustofa, salah seorang anggota HIPMI Surakarta, HIPMI menyalurkan bahan makanan ke pengungsi do wilayah Kecamatan Musuk yang banyak tidak tersentuh bantuan.

Sementara itu pasca-hujan abu vulkanik bercampur pasir yang melanda wilayah Musuk dan Cepogo, para peternak mengeluhkan melonjaknya harga pakan ternak yang dibarengi anjloknya harga hewan ternak seperti sapi dan kambing.

Menurut Karto Marmo (50) warga Desa Drajitan, Kecamatan Musuk, harga rumput "tebon" sejak hujan abu melanda wilayahnya, melonjak hingga Rp1.350 per ikat.

Padahal, kata dia, sebelumnya paling mahal hanya sekitar Rp1.000 per ikat, sedangkan untuk mencari rumput sendiri di area perladangan, tidak tahan dengan abu yang ditimbulkan.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Dwi Priyatmoko, pemkab telah menyalurkan bantuan pakan ternak sekitar enam ton bagi para peternak di lereng Merapi.

"Bantuan itu, diharapkan dapat mengurangi beban pera peternak," katanya.(*)

B018/I007/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010