Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum BUMN Watch Naldy Nazar Haroen, Selasa, meminta penawaran saham perdana (IPO) PT Krakatau Steel (KS) dibatalkan atau setidaknya ditunda karena indikasi merugikan negara.
"Ada oknum-oknum dari partai politik bermain di dalamnya untuk mengumpulkan dana menjelang Pemilu 2014. Indikasi ini terlihat mulai dari kebijakan penentuan harga yang terlalu murah dan kemungkinan terkonsentrasinya pemilikan saham di satu kekuatan," ucap Naldy kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Menurut Naldy, harga saham sejumlah emiten BEI yang kinerjanya tidak sebagus KS lebih tinggi dari harga saham KS dan ternyata tetap diserbu investor.
Naldy menaksir bahwa harga IPO KS seharusnya antara Rp1.500-Rp2.000 per saham.
Naldy menengarai dua kekuatan besar siap mengambil untung dari IPO KS.
Pertama, mereka yang akan "menggoreng" saham KS agar terjadi lonjakan harga setelah IPO.
Kedua, pihak yang akan melepas ribuan lot saham di pasar sekunder begitu harga KS didongkrak oleh si "penggoreng".
"Mereka ini dari kekuatan atau parpol tertentu yang juga merupakan pemain lama di pasar saham, " tegasnya.
PT Krakatau Steel memastikan langkahnya menuju go public dengan menawarkan 3,155 miliar saham atau setara dengan 20 persen dari modal disetor, kepada publik.
Dalam keterangan tertulisnya Senin lalu (1/11), periode penawaran saham adalah 2-4 November 2010, sementara pencatatan sahamnya (listing) di BEI pada 10 November 2010.
Penjamin emisi sahamnya adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.
35,8 persen dana hasil go public akan digunakan untuk mendanai investasi barang modal, 24,2 persen lainnya untuk meningkatkan modal kerja perseroan, 25 persen untuk membiayai pematangan lahan seluas 388 hektar sebagai penyertaan pada proyek pabrik baja terpadu PT Krakatau-POSCO.
Sisanya 15 persen lagi untuk meningkatkan penyertaan modal pada anak usaha yaitu KBS dan KDL untuk peningkatan kapasitas bongkar muat pelabuhan dan peningkatan kapasitas pembangkit listrik.
Di mata para penjamin emisi saham, diantaranya Direktur Utama Mandiri Securitas Harry M Supoyoharga IPO PT Krakatau Steel sudah layak, tidak terlalu murah dan sudah mencerminkan rasio harga terhadap laba bersih (PER) 9,9 kali berdasarkan proyeksi laba 2010.
Sementara Direktur Utama Bahana Sekuritas Eko Yuliantoro menyebut penetapan harga penawaran IPO sudah mempertimbangkan banyak hal. (*)
ANT/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010