Kabul (ANTARA News/AFP) - Dua tentara anggota Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO tewas di Afghanistan selatan pada Senin sesudah serangan peledak rakitan, kata persekutuan tersebut.
Bom buatan rumahan dan dikenal dengan IED itu dihasilkan dari bahan murah dan bertanggung jawab atas banyak kematian tentara Afghanistan dan NATO.
Pernyataan ISAF itu, yang sejalan dengan kebijakan NATO tidak mengungkapkan kebangsaan tentara korban tersebut, tidak merinci serangan itu.
Kematian itu menjadikan 612 jumlah tentara asing tewas dalam perang tersebut sepanjang tahun ini, sementara pada 2009, tercatat 512 yang tewas, kata hitungan kantor berita Prancis AFP.
NATO dan Amerika Serikat memiliki lebih dari 150.000 tentara di Afghanistan, banyak dari mereka dikirim ke propinsi selatan, Kandahar dan Helmand, dalam tekanan utama penumpasan perlawanan pejuang.
Taliban melancarkan perlawanan sejak digulingkan dalam serbuan pimpinan Amerika Serikat pada ahir 2001.
Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung.
NATO menghadapi kemunduran besar di Afghanistan saat Gedung Putih memecat Jenderal Amerika Serikat Stanley McChrystal, yang mengecam presiden dan penasehat utama dalam wawancara dengan sebuah majalah.
Perpecahan muncul di persekutuan 46 negara itu saat berusaha memadamkan perlawanan sembilan tahun Taliban, dengan utusan khusus Inggris memperpanjang cuti, korban meningkat dan laporan bahwa Amerika Serikat "tanpa sengaja" mendorong panglima perang.
Penarikan NATO dari Afghanistan akan bertahap dan tidak terburu-buru pada Agustus mendatang, kata panglima pasukan asing di sana, Jenderal Amerika Serikat David Petraeus, pada tengah September.
NATO mempertimbangkan pelatihan tentara dan polisi Afghanistan sebagai unsur penting sebelum pasukan asing itu pada akhirnya ditarik.
Pendapat warga Barat semakin menunjukkan kelelahan akan perang itu, marah atas korupsi dalam pemerintahan Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan penambahan korban saat kemelut tersebut memasuki tahun ke-10-nya.
Italia pada tengah Oktober menjadi sekutu terkini NATO merinci rencana mengurangi kehadiran tentaranya dan menyerahkan wilayah tanggung jawabnya kepada pasukan keamanan Afghanistan pada akhir tahun depan.
Kanada, yang merupakan penyumbang terbesar keenam tentara di negara terkoyak perang itu, telah menyatakan bermaksud menarik 2.830 tentaranya keluar dari bagian selatan negara tersebut pada 2011.
Swedia bermaksud menarik tentara tempurnya dari Afghanistan antara 2012 hingga 2014, tapi merencanakan mempertahankan kehadiran dukungan besar bukan tempur setelah itu, kata Perdana Menteri Fredrik Reinfelds pada ahir Oktober.
Swedia akan mempertahankan jumlah tentaranya saat ini sekitar 500 orang di Afghanistan pada 2011, kata proposal iy, tanpa menyebutkan khusus jumlah tentara setelah itu.
Swedia memiliki amanat parlemen untuk mempertahankan tentaranya di Afghanistan hingga 1 Januari 2011.
Usulan baru itu akan disampaikan pada parlemen Kamis dan keputusan ahir diperkirakan terjadi pada pertengahan Desember mendatang.
Di tengah tekanan berat melawan Taliban, Presiden Afghanistan Hamid Karzai juga menggandakan upaya membawa pejuang itu ke meja perundingan di bawah rencana baru rujuknya.
(Uu.B002/H-AK/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010