"Kami mengimbau warga waspadai kemungkinan penyakit Ispa ataupun sesak napas sebagai akibat karena menghirup debu atau abu vulkanik yang turun beberapa hari lalu," kata Kepala Dinas Kesehatan ( Dinkes) Bantul, Siti Noor Zaenab di Bantul, Selasa.
Menurut dia, hujan abu vulkanik akibat letusan gunung merapi pekan lalu memang membuat sejumlah wilayah termasuk di Bantul terkena dampak abu vulkanik sehingga warga harus waspada agar jangan sampai menghirupnya.
"Oleh sebab itu warga diimbau agar mengurangi aktivitas di luar dan memakai penutup hidung dan mulut atau masker agar tidak terhirup saat beraktivitas diluar," katanya.
Siti mengatakan, selain kemungkinan terserang Ispa, abu vulkanik juga dapat menimbulkan sakit maag dan diare apabila masuk dalam tubuh manusia yang ikut menempel dalam makanan yang dikonsumsi.
"Sebelum makan hendaknya selalu mencuci tangan terlebih dahulu, sehingga abu yang menempel pada anggota tubuh tidak terbawa masuk ke dalam tubuh ketika tengah mengkonsumsi makanan," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan sejumlah keluhan sakit tersebut diatas tidak langsung dapat diketahui sesaat setelah terkena abu melainkan diketahui setelah beberapa hari antara lima hingga tujuh hari, sehingga gejala ini akan muncul hingga Sabtu mendatang.
"Sementara dampak akibat terkena abu vulkanik yang membuat mata gatal dan pedih maka akan terlihat langsung sesaat setelah terkena abu, namun berdasarkan laporan saat ini belum ada yang mengeluhkan sakit mata," katanya.
Ia mengatakan, upaya untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk akibat abu vulkanik tersebut pihaknya telah membagi masker gratis dengan sasaran pengguna jalan dan warga yang memiliki aktivitas diluar.
"Kami telah membagikan masker gratis sebanyak 13.000 buah melalui masing-masing pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Bantul, harapannya dengan masker tersebut dapat mencegah abu terhirup sehingga terhindar dari penyakit," katanya.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010