Menurut Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa Somantri di Subang, Selasa, konservasi pohon "African Baobab" tersebut merupakan upaya kerja sama di bidang pengembangan sumberdaya manusia dan penelitian.
"Kami harap kerja sama ini dapat mendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang berkiprah di PT Sang Hyang Seri dan juga Universitas Indonesia serta dapat menghasilkan penelitian-penelitian dari fakultas yang ada di Universitas Indonesia untuk mengembangkan industri pertanian Indonesia," kata Gumilar.
Kegiatan kerja sama konservasi pohon "African Baobab" itu, kata dia, demi kepentingan kelestarian pohon tersebut yang dianggap pohon kehidupan sebagai lambang semangat konservasi lingkungan yang berkelanjutan.
"Kegiatan konservasi pohon nantinya meliputi identifikasi, pencatatan dan pemeliharaan agar pohon `African Baobab` lestari demi kepentingan penghijauan, rekreasi, riset dan edukasi," katanya menambahkan.
Kerja sama konservasi lingkungan antara Universitas Indonesia dengan PT Sang Hyang Seri tersebut ditandai dengan pemindahan beberapa pohon "African Baobab" dari kantor regional 1 PT Sang Hyang Seri Sukamandi, Kecamatan Ciasem, Subang ke Kampus Universitas Indonesia di Depok.
"Pohon Baobab termasuk pohon kehidupan yang habitat aslinya berasal dari Benua Afrika dan usia pohon tersebut dapat mencapai ratusan tahun," katanya.
Gumilar juga mengatakan, pohon "African Baobab" berpotensi menjadi pohon masa datang yang bermanfaat karena buah, daun dan kulitnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan pangan obat-obatan.
(ANT-051/B010)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
tersebut!
Dan menurut berita yang saya lihat di televisi UI telah memindahkan 10 pohon baobab ke UI dan akan mengkonservasi seluruh pohon baobab yang berjumlah 37 ke UI semua.
Dan kita dapat melihat manfaat ahli Belanda mengimpor pohon baobab dari Afrika tersebut hingga saat ini dan masa depan untuk masyarakat Subang tentunya.