Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat mengutuk penyanderaan yang dilakukan oleh Al Qaida di sebuah gereja di Baghdad yang berakhir dengan pertumpahan darah dengan menyebutnya sebagai "sebuah aksi kekerasan tidak berperasaan", Selasa.
"AS mengutuk keras aksi penyanderaan tidak berperasaan dan kekerasan oleh pelaku yang terkait Al Qaida di Irak pada Minggu di Baghdad sehingga menewaskan sejumlah warga Irak," ujar Sekretaris Media Gedung Putih, Robert Gibbs, sebagaimana dikutip dari AFP.
"Perasaan belasungkawa kami sampaikan kepada warga Irak yang menderita atas serangan ini," kata dia.
Pernyataan pemerintah AS menambahkan bahwa "mayoritas besar warga Irak dari semua masyarakatnya menolak kekerasan dan kami ada bersama mereka seperti juga kami bekerja sama dalam memberantas terorisme dan melindungi warga dari kedua negara".
Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Philip Crowley, mengatakan aksi yang terjadi pada Minggu sangat tercela karena melibatkan tempat ibadah secara khusus setelah aksi perampokan di sekitarnya tidak berhasil.
Setidaknya sejumlah 46 warga Kristen tewas sewaktu penyanderaan yang diduga dilakukan oleh gerilyawan bersenjata Al Qaida yang diakhiri dengan penyerangan oleh pasukan Irak yang dibantu tentara AS.
"Ini merupakan sebuah pembantaian," ujar Monsinyur Pius Kasha yang gereja Syriac Katoliknya di Baghdad menjadi sasaran oleh gerilyawan. Para saksi mata mengatakan para penyerang bersenjatakan senapan laras panjang otomatis dan rompi bom bunuh diri.
Menurut beberapa saksi, sejumlah tentara AS yang berkostum tempur juga ikut andil dalam penyerangan, sementara militer AS dan Irak tidak bersedia memberikan pernyataan.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010