Pontianak (ANTARA) - Dalam budi daya ikan, persoalan pakan merupakan salah satu komponen penting penentu keberhasilan budi daya. Berdasarkan sumbernya, pakan ikan bisa dibagi dalam tiga golongan yaitu, pakan alami, pakan tambahan dan pakan buatan.

Namun, bagi Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Karya Baru, Desa Jeruju Besar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, kini hal itu sepertinya sudah dapat diatasi karena telah mampu menghadirkan kemandirian pakan ikan di desanya.

Semula para pembudidaya ikan di wilayah itu sangat tergantung pada pakan ikan yang didatangkan dari luar daerahnya yang bahkan sering kesulitan karena harga yang terus meningkat.

Akan tetapi, dengan hadirnya Pokdakan persoalan pakan sedikit demi sedikit dapat diselesaikan dan menjadi solusi terbaik bagi para pembudidaya ikan.


Pokdakan Karya Baru tidak terlepas dari sosok Agus Nukman Hidayat. Agus yang diamanahkan sebagai Ketua Pokdakan di desannya ini lah yang mencetuskan pentingnya kemandirian dalam produksi pakan atau pelet ikan.

Ia berpikir dengan banyaknya pembudidaya ikan di daerahnya karena didukung alam atau lingkungan yang cocok untuk budi daya ikan juga harus didukung pakan yang cukup, mudah didapat dan harga terjangkau.

Semula, memproduksi pakan ikan dengan alat produksi dan pengetahuan seadanya. Saat itu pada 2017, ia memanfaatkan mesin penggiling daging saja, kemudian dilakukan racikan bahan dan mencetak pelet dengan alat sederhana. Hasil produksinya pun hanya untuk digunakan sendiri dan rekannya namun terbatas.

Seiring dengan perlunya produksi yang maksimal dan kebutuhan pakan dari anggota serta adanya bantuan mesin Bank Indonesia pada 2019, Pokdakan Karya Baru akhirnya membuat pabrik pakan mini.

Dengan bantuan alat dari BI tersebut memudahkan sebagian kerjanya untuk menghasilkan pakan ikan dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya.

Namun, hal itu belum sepenuhnya berhasil karena masih ada bagian proses lainnya yang masih dilakukan secara tradisional yakni bahan baku berupa ikan yang disangrai masih menggunakan kuali besar.

"Bantuan BI sangat mendukung kami untuk menghasilkan pakan ikan dalam jumlah banyak. Namun, bantuan mesin masih untuk beberapa tahap saja seperti penggilingan bahan baku berupa ikan dan mencetak menjadi pelet dengan ukuran seragam. Untuk pengeringan ikan masih disangrai jika cuaca tidak mendukung. Kalau cuaca panas ikan dijemur," kata Agus.

Fasilitas yang masih minim tidak membuat Agus dan rekannya patah semangat untuk memproduksi pakan ikan. Upaya-upaya produksi dan memaksimalkan potensi terus dilakukan.

Kini, produksi pakat ikan di pabrik mininya mampu menghasilkan capai 3 ton sebulan atau dalam sehari sanggup memproduksi pakan ikan sebanyak 200 – 30 kilogram.

Ia menceritakan, bahan baku pakan ikat tidak lah terlalu sulit karena mudah didapatkan di pasar seperti tepung terigu, kanji, dedak dan lainnya. Hanya saja untuk bahan baku utama berupa ikan harus disiasati dengan mencari di pasar dan menjalin kerja sama dengan agen agar ikan yang tidak layak dikonsumsi bisa dimanfaatkannya untuk bahan baku pakan ikan.

Baca juga: KKP sebut pakan jadi faktor dominan keberhasilan budi daya ikan
Baca juga: KKP klaim pabrik mandiri layani kebutuhan pakan ikan berkualitas



BUMdes
Dengan kekompakan dan aktivitas Pokdakan melalui pabriknya yang potensial dalam bisnis serta mampu menghadirkan kemandirian pakan ikan, Pemerintah Desa Jeruju Besar melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Jeruju Berkah melirik.

BUMDes hadir di awal 2021 melalui modal usaha untuk produksi ikan. Selain itu dengan anggaran desa pabrik mini pakan ikan yang terletak di Dusun Karya Utama tersebut mulai sedikit dibenahi.

Berkat peran Pemerintah Desa Jeruju Besar atau BUMDes, produksi kian dimaksimalkan. Kebutuhan pembudidaya mulai bisa terpenuhi. Untuk pasar pakan ikan tidak sulit menurutnya karena pembudidaya ikan di desanya cukup ramai.

Saat ini, tidak ada kendala soal pemasaran. Justru sebaliknya, produksi pakan ikan harus ditingkatkan seiiring bertambahnya pembudidaya ikan dan produksi ikan air tawar di daerah itu seperti ikan nila, ikan emas, ikan lele, ikan patin dan lainnya.

"Pabrik mini saat ini hanya memproduksi. Sedangkan untuk penjualan langsung dilakukan BUMDes. Kami tidak perlu repot lagi dalam pemasaran dan semua BUMDes. Kami hanya dari sisi produksi," jelasnya.

Untuk harga pakan ikan yang dijual hanya Rp9.000 per kilogram. Jika di luar dengan kualitas yang sama bisa mencapai Rp12.000 per kilogram. Sehingga dengan hadirnya pabrik pakan tersebut harga terjangkau dan mudah didapat.

Ke depan, pihaknya masih butuh dukungan semua pihak terutama meningkatkan kapasitas produksi agar lebih besar lagi. Bantuan para pihak dalam mendukung kemandirian pakan untuk kesejahteraan pembudidaya dan daerah ini penting menjadi perhatian bersama.

"Belum lagi soal benih ikan. Itu juga perlu dukungan. Meskipun saat ini sudah mampu menghadirkan benih ikan karena produksi kita sudah capai 60 ekor per bulan untuk lele dan nila serta lainnya. Pasar benih ikan bahkan sudah ke luar daerah ini. Jadi kita bukan hanya mandiri pakan namun sudah mandiri benih," ujarnya.
Agus Nukman Hidayat sedang memberikan ikan dengan pakan hasil produksi kelompoknya. Saat ini selain mandiri produksi pakan ikan dalam hal benih ikan Jeruju Besar juga bisa memenuhi kebutuhan sendiri. (ANTARA/Dedi)
Pemdes Komitmen

Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap, Nurhalijah mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen menggali potensi desa dengan memberdayakan masyarakat desa dan berkolaborasi dengan pihak - pihak terkait termasuk dengan Pokdakan Karya Baru.

Menurutnya, potensi desa yang ada terus dimaksimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya yang saat ini jumlah penduduknya mencapai 7.109 jiwa atau jumlah jumlah kepala keluarga sebanyak 1.884. Dari jumlah penduduk yang ada menurutnya sekitar 25 persen sebagai rumah tangga melakukan budidaya ikan. Sisanya yang dominan di sektor pertanian padi dan kelapa darat.

Peran desa dalam Pokdakan Karya Baru sendiri yakni memberikan pembinaan terkait kelompok pengelolaan pakan, baik secara pengolahan pakan maupun secara pengelolaan manajemen kelompok termasuk ada permodalan melalui BUMDes.

Selanjutnya, adalah pentingnya mengedukasi dan membina masyarakat dalam mengelola kelompok pembudidaya ikan dengan memaksimalkan potensi yang ada.

Dengan demikian program pengelolaan pakan ini, diharapkan lebih banyak memberikan dampak positif terhadap masyarakat agar lebih meningkat, mampu menciptakan lapangan kerja, membuka peluang usaha masyarakat, serta mendayagunakan sumber daya manusia.

Akhirnya, kunci utama dalam menggali potensi ekonomi untuk memajukan desa Desa Jeruju Besar adalah pentingnya sinergi dengan semua pihak seperti yang telah dijalankan Pokdakan Kayu Baru.
Baca juga: Menteri Trenggono ajak pembudidaya milenial kembangkan pakan mandiri
Baca juga: KKP: Program Pakan Mandiri mampu tekan biaya produksi

Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021