"Kalau terjadi inflasi dalam dua bulan terakhir berarti sudah melampaui target 5,3 persen, karena dari Januari-Oktober telah mencapai 5,35 persen, (tapi) mudah-mudahan tidak melewati enam persen, karena masih ada ruang 0,65 persen," kata Kepala BPS Rusman Heriawan di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan bahwa apabila terjadi deflasi dalam dua bulan terakhir maka kemungkinan target 5,3 persen bisa tercapai, namun kemungkinan tersebut sangat tipis.
"Saat ini inflasi sudah mencapai 5,35 persen, padahal target awal 5,3 persen, kalau tidak ada keajaiban dalam dua bulan terakhir bisa deflasi, mungkin tercapai target," ujarnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, inflasi pada dua bulan pada akhir tahun tidak begitu besar, bahkan ada kecenderungan deflasi karena permintaan nasional pada Natal dan Tahun Baru tidak sebesar saat Lebaran.
"Walaupun Desember ada pengaruh tetapi tidak sehebat kita alami pada September karena proporsi pelaku konsumen tidak sebesar Muslim merayakan Lebaran, memang umat Kristiani merayakan Natal dan Tahun baru, namun demand nasional tidak besar. Jadi kemungkinan dibawah enam persen," ujar Rusman.
Menurut dia, pada November 2009 terjadi deflasi 0,03 persen, kemudian Desember inflasi sebesar 0,33 persen, dan pada November 2008 terjadi inflasi sebesar 0,12 persen dan Desember terjadi deflasi sebesar 0,04 persen.
"Tipis memang, tapi tidak menaikkan harga. Kalau kita belajar dari dua tahun kemarin, itu keliatannya November-Desember bukan bulan inflasi besar. Kira-kira begitu, itu empiriknya, tapi bisa terjadi hal-hal diluar penghitungan," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan Oktober mencapai 0,06 persen.
Dengan demikian inflasi tahun kalender selama Januari hingga Oktober sebesar 5,35 persen, sedangkan inflasi (yoy) dibandingkan tahun lalu sebesar 5,67 persen atau turun dari sebelumnya 0,19 persen.
(S034/B012/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010