"Sampai sejauh ini semua berjalan dengan baik, on track dan bisa dipertanggungjawabkan," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Restrukrisasi dan Perencanaan Strategis, Pandu A Djajanto, di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Senin.
Pandu didampingi Sekretaris Menteri BUMN Mahmudin Yasin, Direktur Utama Danareksa Sekuritas Marciaone Herman, Dirut Bahana Sekuritas Eko Yuliantoro, dan Dirut Mandiri Sekuritas Harry M Supoyo.
Pandu memberi penjelasan terkait penilaian sejumlah kalangan bahwa harga saham IPO KS Rp850 per lembar terlalu murah.
Timbul spkelulasi bahwa penetapan harga IPO KS terjadi kejanggalan, padahal pada saat penawaran harga ditetapkan pada rentang Rp850-Rp1.150 per lembar.
Menurut Pandu, penetapan harga Rp850 per lembar setelah menerima usulan dari penjamin emisi dan berdasarkan kajian, serta disepakati emiten.
"Penetapan harga dengan mempertimbangkan untuk mengakomodasi investor tier 1 (jangka panjang)," kata Pandu.
Sementara itu, Dirut Danareksa Marciano mengatakan, penetapan harga setelah mempertimbangkan sisi permintaan dan penawaran dari investor domestik dan asing.
"Harga Rp850 per lembar merefleksikan rasio PE (price earning) saham KS pada 2011 sebesar 9,9 kali," ujar Marciano.
Menurutnya, PE saham industri sejenis seperti Posco, perusahaan asal Korea hanya 8,2 persen, dan Tata Steel asal India sebesar 8,1 persen pada 2011.
Ia menjelaskan, dari porsi saham yang dilepas ke pasar sebanyak 3,155 miliar lembar atau setara dengan sekitar 20 persen saham KS.
"Saat proses book building permintaan di harga Rp800 miliar sebanyak 32 miliar, pada harga Rp1.150 sebanyak 18 miliar lembar. Di kisaran Rp850-Rp900 per lembar, permintaan turun hingga setengah atau hanya mencapai sekitar 16 miliar lembar," kata Marciano.
Berdasarkan faktor-faktor itu, maka penjamin emisi mengusulkan Rp850 per lembar, kemudian diterima emiten kemudian ditetapkan Menteri BUMN.
Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Sekuritas Harry M Supoyo, IPO KS sudah mendapat persetujuan efektif dari Bapepam-LK pada Jumat (29/10).
"Dengan pernyataan efektif tersebut, maka semuanya berjalan lancar dan tidak ada perubahann," kata Eko.
Dengan begitu, ujarnya, tidak ada perubahan apapun terhadap struktur IPO maupun "time table" yang disepakati antara emiten dan penjamin emisi.
Sesuai jadwal masa penawaran 2-4 November 2010 masa penawaran, dan listing (pencatatan) di Bursa Efek Indonesia pada 10 November 2010.
(R017/A023/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010