BMKG terus memantau perkembangan cuaca di NTT yang saat ini sedang dilanda angin kencang terutama di wilayah bagian selatan yang berbatasan laut dengan Australia.
Kupang (ANTARA) - Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan hingga saat belum ada pembentukan bibit siklon yang berpotensi menimbulkan badai siklon tropis di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Hasil monitoring saat ini masih belum ada bibit siklon dan potensi adanya badai besar lagi di NTT," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Jumat.
Ia mengatakan hal itu menanggapi informasi yang beredar di masyarakat NTT terkait adanya badai Australia berlangsung selama 5 Agustus hingga puncaknya pada 8 Agustus pukul 02.00 WITA disertai gambar dari aplikasi situs windy.com.
Informasi itu, kata dia telah memicu berbagai interpretasi di masyarakat yang di antaranya menyimpulkan akan ada badai siklon tropis Seroja kedua yang melanda wilayah NTT.
Agung Sudiono menjelaskan berdasarakan hasil pemantauan BMKG, hingga saat ini belum adanya bibit siklon yang terbentuk yang berpotensi memicu bada siklon tropis di NTT.
"Tentunya kita semua seluruh masyarakat NTT berharap tidak terjadi lagi badai seperti siklon tropis Seroja pada April lalu," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan cuaca di NTT yang saat ini sedang dilanda angin kencang terutama di wilayah bagian selatan yang berbatasan laut dengan Australia.
Informasi perkembangan cuaca, kata dia akan terus disampaikan ke masyarakat beserta peringatan dini terkait potensi badai dan dampak yang ditimbulkan.
"Oleh karena itu kami mengimbau masyarakat agar jangan cepat mempercayai infomasi tentang cuaca dari sumber lain yang tidak ada penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan," katanya.
Baca juga: Dewa raih Anugerah BMKG karena selamatkan jiwa warga satu desa di NTT
Baca juga: BMKG imbau kapal nelayan waspadai gelombang 4 meter di Laut Sawu
Baca juga: BMKG: Waspadai peningkatan suhu di Kalbar dan NTT
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021