Klaten (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mulai menyiapkan dua lokasi pengungsian tambahan di Kecamatan Kemalang dan Manisrenggo jika perluasan kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Merapi mutlak diperlukan.
"Warga lereng yang diungsikan diperkirakan akan semakin bertambah karena kemungkinan besar KRB Merapi akan diperluas," kata Kepala Bidang Potensi Perlindungan Masyarakat Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Linmas Klaten, Joko Rukminto, di Klaten, Minggu.
Dia mengatakan dua desa yang telah dipetakan sebagai lokasi pengungsian tambahan adalah Desa Kepurun di Kecamatan Kemalang dan Desa Ngemplak Seneng di Kecamatan Manisrenggo.
Namun, lanjut dia, pihaknya belum dapat memetakan wilayah-wilayah di lereng yang kemungkinan besar warganya harus diungsikan karena terancam bahaya erupsi Merapi.
Tiga desa yang saat ini terpetakan sebagai di radius 10 kilometer dari puncak Merapi atau masuk dalam KRB III adalah Desa Sidorejo, Tegalmulyo, Balerante, dan Kendalsari yang berada di Kecamatan Kemalang.
"Kami belum memperkirakan desa mana saja yang berpotensi terpetakan di wilayah perluasan KRB," katanya.
Desa Kepurun dan Ngemplak Seneng merupakan dua lokasi barak untuk pengungsi pada bencana erupsi Merapi pada 2006 lalu.
Sementara itu, tiga lokasi pengungsian yang saat ini digunakan sebagai penampungan sementara para pengungsi yakni Desa Dompol, Keputran, dan Bawukan masih dinyatakan aman dari ancaman erupsi Merapi.
Sebelumnya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, mengatakan pihaknya masih terus melakukan penyelidikan guna mengetahui batas akhir luncuran awan panas.
"Masih ada tim ke lapangan untuk menentukan batas akhir luncuran awan panas. Apakah kurang dari 10 kilometer, atau sudah lebih dari radius 10 kilometer," kata Surono.
Ia mengatakan pihaknya masih terus mempelajari setiap tanda untuk merevisi radius aman yang telah ditetapkan, karena untuk mengubah jarak tersebut bukan persoalan mudah.
Jika memang ada luncuran awan panas yang keluar dari radius aman itu, maka pihaknya akan merekomendasikan adanya perluasan daerah bahaya.
"Yang kami takuti adalah adanya awan panas. Jika ada material vulkanik lain seperti abu yang melebihi radius 10 kilometer, saya rasa itu tidak apa-apa," katanya.
(ANT/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010