Padang (ANTARA News) - Para relawan yang akan berangkat ke Kebupaten Kupulauan Mentawai, Sumbar,sebaiknya divaksin terlebih dahulu agar terhindar dari penyakit selama melakukan aksi kemanusiaan, kata Koordinator Penanggulangan Bencana Wilayah Kecamatan Sikakap, Joskamatir, Minggu.

Menurut Joskamatir, kawasan Pulau Pagai hingga kini masih mengeluarkan bau busuk yang rentan menularkan penyakit seperti infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), dan diare kepada orang yang berada di sekitarnya

"Sebelum melakukan evakuasi jenazah, diharapkan para relawan sudah diberikan vaksin ketahanan tubuh dan memakai masker agar tidak membahayakan kesehatan." ujarnya di Sikakap saat dihubungi ANTARA News dari Padang melalui telepon, Minggu.

Ia mengatakan, pihaknya juga telah meminta Dinas Kesehatan Mentawai dan Provinsi agar menydiakan vaksin di setiap pos-posko kesehatan dalam rapat evaluasi yang diadakan setiap harinya di gedung MTSn Sikakap.

Selain itu, para relawan juga diimbau agar menggunkan sarung tangan untuk mengevakuasi jenazah korban.

"Kita tidak ingin relawan yang datang malah terserang penyakit ketika sampai di Mentawai," tambah Joskamatir.

Hingga minggu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai mencatat korban meninggal akibat gempa disertai tsunami di Pagai Selatan mencapai 449 jiwa.

Sebanyak 96 orang juga masih dilaporkan hilang. Selain itu, sebanyak 270 orang mengalami luka berat dan 142 orang luka ringan.

Gempa berkekuatan 7,2 SR yang disertai tsunami yang terjadi Senin (25/10) juga mengakibatkan 517 unit rumah mengalami rusak berat dan 204 unit rusak ringan.

Selain itu, 4 unit seolah rusak berat, 1 unit rusak sedang, serta 4 unit rumah dinas rusak berat. Dua unit Resort yakni Resort Marcaroni dan Katei rusak berat, 1 unit kapal pesiar terbakar, 1 unit kapal pesiar rusak ringan. Tujuh unit jembatan juga rusak berat, termasuk jalan P2D sepanjang 8 kilometer.

Sementara, 22.595 orang terpaksa mengungsi ke daerah-daerah yang aman. Jumlah penduduk di Bumi Sikkerei tersebut sebanyak 26.004 orang.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010