Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate memaparkan pengembangan program smart city di Indonesia dalam sesi kedua Pertemuan Pertemuan Tingkat Menteri G20 Bidang Digital secara virtual dari Jakarta, Kamis (05/08).
Menkominfo mendorong negara anggota G20 mengembangkan program smart city untuk menciptakan kota-kota yang mampu membantu masyarakat hidup lebih berkelanjutan dan produktif.
Baca juga: Kominfo: Percepatan transformasi digital kunci pemulihan pascapandemi
“Terdapat enam pilar yang menjadi dasar pelaksanaan program pengembangan smart city di Indonesia yakni smart governance, smart branding, smart economy, smart society, smart environment, dan smart living," ujar Johnny dalam siaran pers dikutip Jumat.
Dia mengatakan dengan mencakup enam aspek tersebut, kota-kota yang dipersiapkan untuk smart city diharapkan menjadi tempat yang cerdas untuk membantu keberlanjutan produktivitas masyarakat.
Menurut Johnny, inisiatif dari smart city di Indonesia merupakan bagian dari agenda besar transformasi digital nasional.
Enam pilar itu dinilai dapat menjadi titik awal mendiskusikan pengembangan smart city pada tahun depan, karena melengkapi warisan yang dibawa oleh kepresidenan G20 sebelumnya tentang mobilitas cerdas dan tata kelola kota cerdas yang efektif.
Menkominfo menjelaskan Indonesia telah menginisiasi gerakan smart city sejak tahun 2017. Pada tahun 2020, Pemerintah telah menyusun rencana induk smart city untuk 100 kota di Indonesia dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Baca juga: Menkominfo ajak G20 wujudkan kesetaraan digital
“Tahun ini kami terus memfasilitasi penciptaan dari 48 Master plan smart city di daerah pariwisata super prioritas (DPSP), seperti di Bali dan Labuan Bajo NTT serta calon ibu kota negara baru Indonesia di Penajam Paser Utara, Kalimantan,” ujar Johnny.
Menurut dia, isu inovasi smart city sangat erat kaitannya dengan perkembangan masyarakat dalam ekonomi digital. Inisiatif pelaksanaan smart city di Indonesia, kata dia, merupakan bagian dari agenda transformasi digital nasional yang lebih luas.
Oleh karena itu, Menteri Johnny mengharapkan dukungan yang kuat antar negara-negara anggota G20 agar penerapan inovasi dan smart city bisa berlangsung dengan baik.
“Dukungan dan dorongan dari sesama negara anggota G20 sangat dibutuhkan untuk melakukan dialog yang lebih intensif dan inovatif tentang smart cities di Indonesia dan negara G20,” ucap dia.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Johnny mengapresiasi dua dokumen rujukan yaitu G20 Smart Mobility Practices yang dihasilkan oleh Presidensi G20 Arab Saudi pada tahun 2020 dan G20 Practices of Innovative Public Procurement for Smart Cities and Communities yang dikeluarkan oleh Presidensi G20 Italia.
Dalam masa presidensi tahun depan, Menkominfo menyatakan kesiapan untuk melanjutkan kinerja baik atas implementasi smart city yang sudah terlaksana selama ini.
“Praktik inovasi tersebut akan sangat bermanfaat bagi upaya dari negara-negara anggota G20 dalam meningkatkan implementasi smart city . Untuk membangun praktik-praktik ini, Indonesia bersedia melanjutkan karya-karya terbaiknya dalam pengembangan smart city yang dibawa oleh presidensi sebelumnya untuk presidensi berikutnya,” tutur dia.
Dalam Pertemuan Menteri Digital G20 secara virtual, Menkominfo didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba dan Staf Khusus Bidang Digital dan SDM Dedy Permadi. Selain itu, juga hadir Direktur Pemberdayaan Informatika Bonifasius Pudjanto dan Plt. Direktur Ekonomi Digital I Nyoman Adhiarna.
Pertemuan Tingkat Menteri G20 Bidang Digital yang untuk pertama kalinya diadakan dalam format hibrid, di mana kegiatan fisik diadakan di Trieste, Italia. Pertemuan tersebut dihadiri oleh menteri negara-negara G20 yang membawahi sektor digital, komunikasi, ataupun informatika serta perwakilan berbagai organisasi internasional.
Baca juga: Pemerintah dukung swasta bangun jaringan fiber optik
Baca juga: Menkominfo usulkan kelompok kerja ekonomi digital di G20
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021