Minat investor ritel terhadap saham BUKA cukup tinggi mengingat potensi pertumbuhan investasi dari saham ini
Jakarta (ANTARA) - Mandiri Sekuritas (Mansek) mengungkapkan sekitar 70 persen pemesan saham Bukalapak (BUKA) saat penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) adalah nasabah milenial.
"Hampir 70 persen pemesan saham IPO BUKA di Mandiri Sekuritas adalah nasabah milenial dan gen Z, berusia 20-39 tahun," kata Managing Director Capital Market Mandiri Sekuritas Silva Halim di Jakarta, Jumat.
Pada akhir masa penawaran umum, terdapat lebih dari 97.000 pemesan dan kelebihan permintaan atau oversubscribe sebesar lebih dari 8,7 kali.
Sesuai dengan SE OJK No 15/2020 maka dilakukan penyesuaian alokasi untuk penjatahan terpusat dari 2,5 persen menjadi 5 persen.
"Minat investor ritel terhadap saham BUKA cukup tinggi mengingat potensi pertumbuhan investasi dari saham ini," ujar Silva.
IPO perusahaan rintisan berstatus unicorn tersebut disebut oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai IPO terbesar dalam sejarah bursa dengan dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp21,9 triliun dengan kapitalisasi pasar Rp87,6 triliun.
"Apabila IPO akan berlanjut dengan unicorn lainnya, maka akan memberikan potensi pertumbuhan pasar modal yang sangat besar dan hal ini tentu juga akan berdampak baik bagi investor lokal serta pertumbuhan ekonomi nasional," kata Silva.
Berdasarkan riset Mandiri Capital, Indonesia memiliki jumlah perusahaan teknologi tertinggi di ASEAN dan merupakan rumah bagi banyak perusahaan teknologi swasta besar.
Menurut Silva, pencatatan teknologi domestik seharusnya menguntungkan Indonesia, bukan hanya pasar saham tetapi juga pelaku pasar modal secara keseluruhan karena memungkinkan basis investor domestik yang lebih luas untuk memiliki eksposur terhadap ekonomi digital Indonesia yang terus tumbuh pesat.
"Pasar saham secara keseluruhan juga akan diuntungkan karena pencatatan akan meningkatkan daya tarik pasar Indonesia di mata investor asing, yang berpotensi menyebabkan lebih banyak aliran ke seluruh pasar secara umum. Kami tentu melihat hal ini sebagai hal yang baik untuk pertumbuhan pasar modal Indonesia serta ekonomi nasional," ujar Silva.
Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) naik 210 poin atau 24,71 persen atau terkena batas auto rejection atas (ARA) menjadi Rp1.060 per saham saat pencatatan perdana saham perseroan di BEI pada Jumat ini.
Baca juga: Saham Bukalapak terkena ARA saat pencatatan perdana di bursa
Baca juga: Bukalapak tetapkan harga IPO Rp850 per saham
Baca juga: Bukalapak gelar IPO
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021