Jakarta (ANTARA News) - Faktor eksternal masih menekan Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung melorot 7,149 poin menjadi 1.320,17 saat perdagangan dibuka Jumat pagi.
Indeks dari saham-saham unggulan juga mengalami penurunan sebesar 2,070 poin ke posisi 258,66.
Dalam tiga menit awal perdagangan, 27 saham langsung mengalami penurunan, sedangkan tujuh saham naik sementara tujuh saham lainnya tak berubah harganya.
Analisa Riset PT Trimegah Securities, dalam riset hariannya, mengungkapkan bahwa faktor eksternal, yakni pelemahan bursa AS Wall Street dan regional masih menjadi sentimen perdagangan saham di BEI.
Menurut mereka, fakktor eksternal yang relatif masih rawan tekanan sebagai akibat resesi keuangan global serta minimnya sentimen positif, merupakan katalis yang dikhawatirkan akan mendorong IHSG menuju teritori negatif.
Masih melemahnya bursa AS, dimana Indeks Dow Jones Kamis malam turun sebesar 105,300 poin menjadi 8.122,80. Saham-saham AS mengalami penurunan karena para investor mengkhawatirkan meningkatnya angka pengangguran dan merosotnya pasar perumahan, termasuk juga pesimisme terhadap laba korporasi.
Penurunan bursa AS ini langsung diikuti beberapa bursa di kawasan Asia Jumat pagi, seperti oleh bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 yang terkoreksi 228,400 poin ke posisi 7.823,34, bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng turun 42,730 poin menjadi 12.615,3 dan bursa Singapura dengan starits Times yang juga turun 9,400 poin ke level 1.699,37 telah mempengaruhi perdagangan saham di BEI di awal perdagangan.
Beberapa saham yang mengalami tekanan jual dan memimpin indeks BEI turun di antaranya saham Aneka Tambang yang terkoreksi Rp20 menjadi Rp1.080, Telekomunikasi Indonesia melemah Rp100 ke posisi Rp6.350, Indosat terkikis Rp50 ke harga Rp5.700, Bank Rakyat Indonesia turun Rp75 ke level Rp4.450, Elnusa melemah Rp2 ke Rp119 dan Bumi Resources turun Rp20 menjadi Rp490. (*)
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2009