Tulungagung (ANTARA News) - Belasan ribu liter susu dari para peternak di empat desa di Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terpaksa dibuang percuma karena tidak lagi bisa didistribusikan semenjak putusnya akses utama di daerah tersebut akibat longsor.
"Kami terpaksa menghentikan sementara penerimaan susu dari peternak karena putusnya jalan ini menyebabkan proses distribusi sangat lama," kata Budiono, karyawan Koperasi Unit Desa (KUD) Sri Wigati, salah satu koperasi pengepul susu di Kecamatan Pagerwojo.
Budiono mengatakan, pihaknya tak mau mengambil risiko jika susu yang tak segera dimasukkan tangki pendingin nanti rusak.
Sesuai aturan, susu sapi harus sudah terkirim ke KUD maksimal sejam setelah diperah peternak di kandang.
Standar operasional prosedur pengolahan susu ini tentu sangat sulit terlaksana jika akses distribusi dari sentra peternakan ke KUD terputus akibat diterjang longsor.
Apalagi, jarak yang harus ditempuh mencapai 10 kilometer. "Kemarin (Jumat, 230/10) saja hanya 40 persen yang akhirnya kami ambil. Sisanya terpaksa kami kembalikan lagi ke peternak," ujar Budiono.
Empat desa yang terdampak oleh putusnya jalan antarkabupaten di Kecamatan Pagerwojo itu masing-masing adalah Desa Pagerwojo, Gondanglegi, Kradinan, serta Samar.
Volume produksi susu dari empat desa ini biasanya perhari mencapai 10.000 liter, rinciannya, sebanyak 6.000 liter disetor peternak pada sesi pengiriman pagi hari, sisanya merupakan hasil perahan kedua sebanyak 4.000 liter dikirim sore hari.
Semua susu sapi yang sudah terkumpul di KUD-KUD ini lalu dikirimkan ke pabrik pengolahan susu (PT Nestle) yang berada di Pasuruan, Jawa Timur.
Putusnya jalan antarkabupaten di Desa Samar, Kecamatan Pagerwojo, menyebabkan beberapa truk tangki susu tidak bisa melintas.
Tidak hanya kendaraan yang datang dari wilayah ibukota Kecamatan Pagerwojo, truk maupun pikup pengangkut susu dari daerah atas longsoran juga tak bisa turun.
Upaya normalisasi memang telah dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Binamarga Tulungagung.
Namu,n mobilisasi tenaga dan alat berat itu sejauh ini belum rampung 100 persen.
Dampaknya, selain menyebabkan akses utama antarkecamatan di dua kabupaten itu putus total, ribuan peternak terancam tak bisa mendistribusikan hasil perahan susu sapi mereka.
(T.ANT-130/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010