Klaten (ANTARA News) - Ribuan pengungsi yang tinggal di Pos Komando (Posko) Pengungsian Gunung Merapi mulai jenu, karena tidak ada aktivitas dan kesibukan apa-apa dibanding selama di rumah.

Wonokaryo (60) warga dukuh Pajekan, Kelurahan Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mengatakan berada di Posko Pengungsian Merapi Dompol sejak Merapi meletus pertama yaitu Selasa (26/10) merasa sampai Minggu ini tidak ada aktivitas apa-apa, dan memikirkan rumah yang ditinggalkan.

"Ya selama dipengungsian hanya duduk sambil ngobrol sana-sini dengan teman yang berada satu pengungsian dan rutunitas ini berjalan terus sampai sekarang. Padahal kalau dirumah tidak seperti ini pagi kerja diladang. Tidak bekerja kok rasanya dibadan kaku semua," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan oleh temannya, Suwanto (60). "Memang berada di pengungsian ini makan, minum sudah tidak mikir setiap jam makan sudah tersedia. Ini membuat jenuh, karena kalau dirumah tidak seperti ini," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten, dr Rony Rukminto, mengatakan bahwa untuk mereka yang berobat diposko-posko kesehatan pada umumnya orang tua, kalau balita tidak begitu banyak.

Mereka itu pada umumnya terkena penyakit pusing, pilek, demam dan hipertensi. Sementara untuk balita biasa hanya panas-panas saja, katanya.

Menyinggung mengenai banyaknya orang tua yang sakit ini dimungkinkan memikirkan rumah dan harta yang ditinggal kepengungsia, Rony mengatakan mungkin itu ada benarnya.

Untuk masalah nutrisi bayi, ia mengatakan, telah datang bantuan makanan bayi sebanyak satu ton dari Kementerian Kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan bayi itu setiap harinya dibagikan sebanyak 60 dos untuk tiga tempat pengungsian yaitu di Dompol, Keputran dan Bawukan.

"Untuk pengungsi Merapi yang ditampung di tiga tempat pengungsian tersebut sampai saat ini belum ada yang sakit serius, ya kalau ada hanya sakiut-sakit ringan seperti posing, batuk, demam dan lain-lain," katnya.

Untuk pengungsian di Dompol menampung sebanyak 1.312 orang, Keputran 2.600 orang dan Bawukan 5.110 orang, mereka itu berasal dari Desa Balerante, Sidomulyo, Tegalmulyo dan Kendalsari yang semuanya masuk Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010