Yogyakarta (ANTARA News) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY mengatakan, persaingan usaha hotel di wilayah tersebut akan semakin ketat dengan banyaknya hotel baru yang didirikan sepanjang 2010.

"Sekarang, persaingan hotel bintang dua hingga lima memang belum begitu terasa, tetapi apabila pertumbuhan hotel cukup tinggi, maka persaingan itu akan semakin ketat," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono di Yogyakarta, Minggu.

Di Kota Yogyakarta, sepanjang 2010 ini sudah ada penambahan lima hotel kelas bintang satu dan dua, serta masih ada empat hotel bintang empat dan lima yang sedang dan akan dibangun.

Saat ini, jumlah hotel berbintang di DIY telah mencapai 30 buah ditambah sekitar 3.200 hotel non bintang.

Menurut dia, dengan semakin banyaknya jumlah hotel yang dibangun di DIY, maka pengusaha hotel melakukan berbagai upaya untuk memperoleh tamu, di antaranya adalah bersaing dalam tarif hotel.

"Kue yang dibagi itu sama, tetapi orang yang akan dibagi semakin banyak sehingga porsi yang diperoleh pun menjadi lebih kecil," lanjutnya.

Oleh karena itu, PHRI sangat berharap dapat dilibatkan secara langsung oleh pemerintah daerah dalam proses pemberian izin pembangunan hotel baru.

Ia mengatakan, keinginan PHRI untuk dilibatkan dalam proses pemberian izin pembangunan hotel baru tersebut bukan berarti bahwa asosiasi tersebut ingin menghalangi investasi.

"Tetapi, kami ingin memberikan pandangan mengenai usaha hotel di DIY sehingga bisa memberikan gambaran yang baik kepada calon investor. Jangan sampai investor baru tersebut gigit jari," katanya.

Pada akhir Oktober, rata-rata tingkat okupansi hotel berbintang di DIY adalah 60-70 persen dan hotel non bintang adalah 20-30 persen.

Dinas Pariwisata DIY memasang target kunjungan wisatawan domestik pada 2010 adalah 10 persen lebih banyak dibanding tahun lalu dan wisatawan mancanegara sebanyak 200.000 orang. (E013/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010