Medan (ANTARA News) - Menteri Agama H. Suryadharma Ali mengharapkan agar replika Pagoda Shwedagon yang dibangun di wilayah Daerah Tujuan Wisata Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara menjadi kebanggaan tersendiri serta menjadi bagian wisata religi dimasa datang.

"Pagoda yang dibangun sangat kokoh itu dinilai memiliki daya tarik dan diharapkan bisa menarik wisatawan dari berbagai dunia untuk menyaksikan," katanya dalam sambutan pada acara pemberkahan atau doa akbar Pagoda Shwedagon di Taman Alam Lumbini, Desa Tongkoh, Kecamatan Dolatrayat, Kabupaten Karo, Sabtu.

Pada acara tersebut juga dihadiri ribuan anggota Sangha dan Bhikkhsu dari 20 negara di dunia.

Menteri mengatakan, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk dengan beranekaragam suku, bahasa, budaya dan agama.Indonesia melindungi keberadaan agama dan menjamin kemerdekaan beragama sebagaimana dalam Pasal 29 UUD 1945.

Bahkan, agama juga sumber motivasi dari setiap perilaku umat manusia.

"Sumber aspirasi untuk melakukan karya inovatif dan sumber integrasi bagi setiap aktivitas manusia dalam berbagai kehidupan," kata Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan itu.

Selanjutnya menteri mengatakan, mengelola kemajemukan bukanlah persoalah yang mudah. Di satu sisi, umat beragama sebagai salah satu komponen bangsa akan berusaha memelihara identitas dan memperjuangkan aspirasinya.

Di sisi lain, mereka juga dituntut untuk memberi andil dalam rangka memelihara kerukunan dan keutuhan bangsa.

Dalam kaitan tersebut, jelas menteri, diperlukan kearifan dan kedewasaan di kalangan umat beragama untuk memelihara keseimbangan antara kepentingan kelompok dan kepentingan nasional.

Untuk itu, Kementerian Agama dalam menjalankan tugas dan fungsinya telah menetapkan visi "Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati antara sesame pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia".

Selain itu, katanya, Kementerian agama memberikan fasilitas dan dukungan terhadap berbagai dialog antar umat beragama, pembangunan wawasan multicultural, penyuluhan agama berwawasan kerukunan dan pendidikan keagamaan berwawasan kerukunan.

Melalui proses dialogis seperti itu akan dapat diidentifikasi sejumlah hal yang disebut sebagai potensi kerukunan dan ketidakrukunan, sebagai bahan masukan bagi kebijakan pemantapan kerukunan umat beragama.

"Karena itu, dengan pembangunan replika pagoda Shwedagon, dapat memberikan kemajuan bagi masyarakat di Sumatera Utara dan khususnya di Kabupaten Tanah Karo serta tetap terpeliharanya kerukunan umat beragama di daerah tersebut," demikian Menteri Agama.

Panitia Pemberkahan Replika Pagoda Shwedagon, Maha Saddhamajotika Dhaja, Tongariodjo Angkasa, mengatakan tujuan pemberkahan ini untuk mensakralkan bangunan replika pagoda Shwedagon.

Selain itu, mengenang kembali peristiwa penting pada zaman Buddha Skyamuni yang membabarkan Dhamma kepada 1.250 Bhikkhu di hutan bamboo Veluvana.

"Meningkatkan dan membina kerukunan antar umat dan anggota Sangha dari berbagai negara dan memperkenalkan/mempromosikan replika pagoda Shwedagon sebagai objek wisata bernuansa Buddhis dan religius di kota Berastagi," kata Tongariodjo.


Peresmian jembatan

Usai acara tersebut, Maha Saddhamajotika Dhaja, Tongariodjo Angkasa didampingi Kapolres Karo, AKBP Ig Agung Prasetyoko, Ketua DPRD Karo (non aktif) Siti Aminah Br Perangin-angin, mantan Kapolres Tanah Karo, Kombes Pol Ricky F Wakanno Ginting meresmikan jembatan gantung di taman alam Lumbini di areal lebih kurang 8 hektare taman religius tersebut.

Ribuan para Sangha yang hadir dalam pemberkahan tersebut, yakni dari negara Indonesia, Amerika Serikat, Malaysia, Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, Vietnam, Singapura, Sri Lanka, Bangladesh, Australia, India, Tibet, China, Inggris,Jepang, Korea, Taiwan dan Jamaica. (M034/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010