Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPRI RI Yohanis Fransiskus Lema mengemukakan pembahasan terkait Taman Nasional Komodo diharapkan dominan berorientasi pada konservasi ekosistem dan pemberdayaan masyarakat adat yang hidup di dalamnya.
"Kalau kita bicara soal Taman Nasional Komodo perspektif yang dominan mestinya konservasi, bukan investasi oleh korporasi," ujar Yohanis Lema dalam diskusi virtual membahas pengembangan TN Komodo yang dipantau virtual dari Jakarta, Kamis malam.
Yohanis Lema yang akrab disapa Ansy Lema itu mengatakan konservasi tidak hanya mengenai menjaga satwa endemik komodo, tapi juga tentang ekosistem secara keseluruhan dan pemberdayaan masyarakat adat yang ada di wilayah tersebut.
Baca juga: WALHI: Aspirasi masyarakat lokal harus didengarkan terkait TN Komodo
Berbicara soal TN Komodo, kata politikus PDI Perjuangan dan wakil rakyat dari Nusa Tenggara Timur itu, harus ditegaskan bahwa apakah yang dibangun wisata berorientasi massal atau berbasis alam yang memiliki regulasi ketat.
Dalam diskusi yang sama, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nur Hidayati juga mengutarakan hal serupa, dimana masyarakat adat sudah banyak berkorban ketika daerah itu ditetapkan sebagai taman nasional yang membuat ruang gerak mereka menjadi terbatas.
Pengorbanan mereka itu dilakukan untuk melindungi habitat komodo yang sudah lama menjadi teman hidup bagi masyarakat lokal.
Karena itu, dia mendorong agar pengembangan di wilayah itu harus mempertimbangkan aspirasi dari warga lokal yang sudah lama tinggal di sana.
Dia juga menyinggung tentang imbauan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (United Nations Educational, Scientific and Culture Organization/UNESCO) terkait pembangunan infrastruktur di TN Komodo.
Baca juga: TN Komodo tanggung biaya pengobatan balita digigit komodo
Baca juga: Pakar: Pembangunan TN Komodo harus untuk batasi interaksi komodo-turis
Dalam pertemuan Komite Warisan Dunia (World Heritage Committee/ WHC) UNESCO pada 16-31 Juli 2021 menghasilkan dokumen WHC/21/44.COM/7B yang salah satu poinnya merekomendasikan kepada Pemerintah Indonesia untuk menghentikan proyek infrastruktur yang berpotensi berdampak pada Outstanding Universal Values (OUV), yakni salah satu kriteria penilaian UNESCO untuk menetapkan TN Komodo sebagai warisan dunia.
UNESCO meminta Amdal direvisi dan diserahkan untuk ditinjau Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature/IUCN).
"Kita jangan hanya melihat sebagai legal formal, tetapi substansi dari keberadaan masyarakat Ata Modo beserta komodo serta ekosistem di dalam kawasan Taman Nasional Komodo," pungkasnya.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021