Rata-rata ada penurunan kurang lebih 30 persen selama PPKM ini karena orang tidak bisa melihat langsung, karena ini bukan jualan online,
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Penjualan sektor properti dan perumahan di Jawa Timur dilaporkan terdampak penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang merupakan upaya pemerintah untuk menekan laju penyebaran virus corona.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur, Makhrus Soleh di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis, mengatakan selama masa PPKM, ada tren penurunan pada penjualan properti di Jawa Timur.
"Rata-rata ada penurunan kurang lebih 30 persen selama PPKM ini karena orang tidak bisa melihat langsung, karena ini bukan jualan online," kata Makhrus.
Baca juga: Di tengah kelanjutan PPKM, Rumah.com ungkap harga properti alami rebound
Makhrus menjelaskan pada saat konsumen akan melakukan pembelian rumah atau properti, akan melakukan peninjauan langsung di lokasi perumahan. Selain itu, para calon pembeli juga akan melakukan perbandingan pada 3-5 lokasi berbeda.
Menurutnya, dengan ada pembatasan mobilitas masyarakat selama masa PPKM, para calon pembeli tidak bisa melakukan peninjauan pada lokasi perumahan, atau properti yang diinginkan, karena mengedepankan unsur kehati-hatian.
"Untuk rumah, ini investasi besar dalam hidup," ujarnya.
Ia menambahkan sebelum penerapan PPKM yang bertujuan untuk menekan laju penyebaran virus corona mulai 3 Juli 2021 tersebut, pihaknya sempat meyakini bahwa tren penjualan properti di wilayah Jawa Timur akan mengalami perbaikan.
Berdasarkan catatan DPD Apersi Jawa Timur, mulai awal 2021, hingga Juni, sudah ada tren peningkatan penjualan properti kurang lebih sebesar 30 persen, dibandingkan dengan tahun 2020.
"Pada 2021 awal mulai naik dibanding 2020. Kenaikan kurang lebih di angka 30 persen. Namun, kini terdampak PPKM," ujarnya.
Baca juga: Membangunkan raksasa tidur sektor properti di tengah pandemi
Meskipun secara umum bisnis properti di Jawa Timur mengalami penurunan, penujualan perumahan bersubsidi masih cukup kuat. Perumahan dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), atau skema subsidi dana bergulir mampu mendongkrak penjualan.
Selain itu, penjualan rumah dengan harga di bawah Rp500 juta, masih banyak diminati oleh calon pembeli. Dua segmen perumahan tersebut dilaporkan masih mampu menggeliat meskipun terdampak PPKM.
"Pangsa pasar pertama tetap FLPP. Kedua, untuk rumah di bawah Rp500 juta," ujarnya.
Pemerintah pusat saat ini tengah menerapkan kebijakan PPKM sejak 3 Juli 2021 hingga saat ini, di Pulau Jawa, dan Bali sebagai upaya untuk menekan penambahan kasus konfirmasi positif COVID-19.
Pada saat masa PPKM, mobilitas masyarakat dibatasi, termasuk perjalanan antar wilayah. Sejumlah penyekatan dilakukan untuk mengendalikan mobilitas masyarakat, yang bertujuan untuk meminimalisasi adanya transmisi virus corona di daerah lain.
Selain itu, pada masa PPKM, pusat-pusat perbelanjaan juga tidak diperbolehkan untuk beroperasi. Sementara untuk supermarket, restoran, pasar, dan sektor krusial lainnya, diperbolehkan beroperasi hingga pukul 20.00 WIB dengan sejumlah pembatasan.
Secara keseluruhan ada sebanyak 322.692 kasus konfirmasi positif COVID-19 di Jawa Timur, Dari total tersebut, sebanyak 252.614 orang dilaporkan telah sembuh, 21.997 dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya berada dalam perawatan.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021