Yogyakarta (ANTARA News) - Hujan abu vulkanik letusan Gunung Merapi yang menerpa wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, Sabtu pagi, menyebabkan Bandara Adisutjipto Yogyakarta ditutup hampir selama satu jam.
"Akibat hujan abu vulkanik Gunung Merapi tersebut menganggu jarak pandang pilot dan alasan keamanan lainnya sehingga aktivitas penerbangan sementara ditutup dari pukul 06.00 WIB," kata Manajer Operasional PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Adisutjipto Yogyakarta Halendra, Sabtu.
Menurut dia, penutupan tersebut berlangsung cukup lama hampir sekitar satu jam lebih.
"Bandara baru kami buka kembali sekitar pukul 07.00 WIB karena abu sudah mulai mereda," katanya.
Ia mengatakan akibat penutupan tersebut sejumlah penerbangan harus dibatalkan seperti Garuda, Lion, Expres, dan Batavia Air.
"Pembatalan penerbangan teresebut untuk tujuan Jakarta, Makassar, dan Surabaya, masing-masing dua penerbangan," katanya.
Debu vulkanik akibat letusan Gunung Merapi yang terjadi pada pukul 00.16-00.37 WIB terlihat menutupi Kota Yogyakarta.
Di wilayah Yogyakarta, abu debu vulkanik setelab sekitar dua centimeter (cm) tersebut mulai terlihat di Jalan Urip Sumoharjo, demikian laporan wartawan ANTARA Sabtu pagi.
Ketebalan debu vulkanik membuat pengguna jalan, khususnya masyarakat yang menggunakan sepeda motor atau kendaraan terbuka lainnya harus menggunakan masker untuk menghindari terhirupnya abu vulkanik kepernafasan.
Debu vulkanik terlihat menebal di sekitar Tugu Yogyakarta dan hampir seluruh jalan tertutup debu vulkanik sehingga terlihat memutih termasuk atap bangunan.
"Kami mengimbau masyarakat menyiapkan dan menggunakan masker hidung dan penutup mata saat beraktivitas untuk menghindari debu vulkanik bagi kesehatan," kata Kepala Seksi Promosi Kesehatan Ferry Edi Sunantyo Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat yang memiliki balita tidak perlu keluar rumah untuk menghindari terhirupnya debu vulkanik.
"Untuk pedagang makanan di pasar juga diminta menutup makanan yang dijualnya agar tidak terkena debu vulkanik," katanya.
Debu vulkanik tersebut akan menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan dan perih di mata.
(V001/M008)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010