Yogyakarta (ANTARA News) - Kondisi Gunung Merapi yang pada Sabtu pukul 00.40 WIB meletus kini mulai berangsur-angsur normal, namun kalangan warga yang tinggal di sekitar lereng gunung teraktif di Indonesia itu diminta tetap waspada.
Menurut Kepala Pusat Mitigasi Bencana Geologi Surono, luncuran awan panas Gunung Merapi tidak akan mencapai lebih tujuh kilometer dari gunung yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut.
Dengan demikian, katanya, luncuran awan panas tidak akan mencapai Kota Yogyakarta. "Luncuran awan panas tidak akan mencapai tujuh kilometer dari Gunung Merapi. Jika warga tidak berada dalam jarak radius kurang dari itu maka akan aman," kata dia.
Sementara itu hujan abu dan pasir Gunung Merapi yang menyelimuti hingga Kota Yogyakarta kini mulai normal, namun demikian kalangan warga untuk diminta tetap waspada dan menggunakan masker sebagai pelindung agar tidak menghirup abu Gunung Merapi dan belerang yang menyengat.
Kalangan warga yang sebelumnya panik mendengar dentuman keras Gunung Merapi kini mulai tenang setelah tidak terdengar lagi letusan yang disertai awan pekat. Namun mereka belum berani pulang ke rumah masing-masing di sekitar Gunung Merapi.
Kemacetan arus lalu lintas di sepanjang Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman, menuju Kota Yogyatkarta sudah tidak ada, padahal sebelumnya terjadi kepanikan di antara kalangan masyarakat yang ingin menyelamatkan diri ke tempat aman di Kota Yogyakarta.
Gunung Merapi, Sabtu dini hari, selama 21 menit mengeluarkan suara letusan keras dengan mengeluarkan awan panas yang pekat sehingga membuat panik kalangan warga di sekitar gunung yang traktif di Indonesia ini.
Dentuman keras dengan mengeluarkan awan panas berlangsung mulai pukul 00.16 WIB hingga 00.37 WIB. Letusan awan panas terjadi karena suplai magma dari bawah ke atas berlangsung cepat. (B015*V001/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010