"Ekosistem KBLBB yang terdiri dari charging station, sumber energi baterai, komponen, plug standar, stasiun pengisian, serta teknologi informasi akan menciptakan pasar lokal," kata Deputi Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT Eniya Listiani di Jakarta, Kamis.
Tahun ini, BPPT fokus untuk menghasilkan prototipe fast charging station berkapasitas satu kilowatt untuk kendaraan listrik roda dua dengan nama produk Sonik R2 dengan tingkat kesiapan teknologi level enam.
Prototipe itu mempunyai kemampuan untuk melayani pengisian baterai dua sepeda motor sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Listiani mengungkapkan pihaknya telah bekerja sama dengan PT Wijaya Karya Manufaktur dan start-up Wiksa Daya Pratama untuk melakukan hilirisasi prototipe.
Baca juga: BPPT resmikan stasiun "fast charging" ke-3 untuk kendaraan listrik
Sedangkan prototipe untuk roda empat dengan nama Sonik AC dengan tingkat kesiapan teknologi level enam memiliki daya 22 kilowatt arus bolak-balik.
BPPT bekerja sama dengan PT Len Industri (Persero) terkait hilirisasi prototipe pengisian cepat tersebut.
"Untuk prototipe rapid charging station kendaraan listrik roda empat dengan arus searah, kami memberi nama Sonik DC dengan tingkat kesiapan teknologi level lima. Prototipe ini berdaya 50 kilowatt," ujar Listiani.
Selain pengembangan stasiun pengisian cepat bagi kendaraan listrik, BPPT juga mengembangkan aplikasi sistem manajemen stasiun pengisian dengan nama prototipe Sonik CSMS.
Prototipe dengan tingkat kesiapan teknologi level tujuh itu berbasis aplikasi untuk para pengguna Android dan IOS.
Baca juga: Menhub: SPKLU fast charging naikkan kepercayaan pada kendaraan listrik
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021