Sungguminasa, Sulsel (ANTARA News) - Upaya pencarian korban tanah longsor, Muis bin Saleh (20) dihentikan tim pencari dan penyelamat (SAR) serta Taruna Siaga Bencana Gowa akibat cuaca buruk yang melanda Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Sekretaris Desa Datara, Kecamatan Tompobulu, Zainuddin, di Sungguminasa, Jumat, mengaku jika pencarian korban tanah longsor harus dihentikan karena hujan terus mengguyur yang membuat tim SAR dan Tagana Gowa harus menundanya.
"Beberapa hari ini hujan terus mengguyur, namun hujannya tidak berlangsung lama. Baru kali ini hujannya cukup lama sehingga membuat tim SAR dan Tagana harus menghentikannya sementara," ujarnya.
Ia mengatakan cuaca buruk itu kembali terjadi saat tim pencari korban yang terdiri dari Tagana Brimob dan Tagana Gowa serta masyarakat setempat melakukan pencarian di daerah hilir sungai Esere, Kecamatan Tompobulu, Gowa.
Hujan deras yang terjadi pada bagian hulu sungai Esere membuat air sungai yang berada diantara gugusan gunung Lompobattang tersebut menjadi deras.
Akibatnya, tim pencari yang sempat menyisir sungai Esere dari wilayah hulu sungai terpaksa menghentikan pencariannya.
Hujan deras yang terjadi di wilayah itu tidak hanya menghentikan proses pencarian korban yang diduga tertimbun longsoran.
Sejumlah petani yang memiliki lahan perkebunan ditempat itu juga terpaksa menghentikan aktivitas pertanian mereka.
Mereka menilai, longsor susulan akan kembali terjadi karena curah hujan yang kembali tinggi di daerah itu.
"Para petani juga sudah kita imbau supaya berhati-hati selama hujan deras," jelasnya.
Sementara itu, sejumlah alat berat juga sudah mulai membuka ruang akses jalan yang berada di lokasi longsoran tersebut.
Jumat (29/10) sekitar pukul 16.00 Wita, warga bersama tim SAR berhasil menemukan adik korban Syarif bin Saleh (18) yang menghilang sejak Minggu (24/10) karena terbawa arus longsor di sungai Garing yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari lokasi longsor.(*)
(T.KR-MH/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010