Sejumlah kebijakan pemerintah selama ini melalui program bantuan sosial dan pemulihan ekonomi nasional, turut membantu menahan tekanan kepada masyarakat dan juga pelaku usaha
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Presiden Arif Budimanta mengatakan pertumbuhan ekonomi RI yang kembali ke level positif yakni sebesar 7,07 persen (year on year/yoy) di kuartal II (Q2) 2021 merupakan hasil kerja sama semua pihak, termasuk stimulus dari program bantuan sosial.
Arif saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis, juga melihat kontribusi yang baik terhadap struktur perekonomian domestik dari sisi pengeluaran Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan ekspor.
“Capaian ini merupakan hasil kerjasama semua pihak. Sejumlah kebijakan pemerintah selama ini melalui program bantuan sosial dan pemulihan ekonomi nasional, turut membantu menahan tekanan kepada masyarakat dan juga pelaku usaha,” ujar Arif, yang menjawab melalui pernyataan tertulis.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis ini, mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7,07 persen secara tahunan (year on year/yoy) di kuartal II 2021 atau 3,31 persen secara kuartal ke kuartal (qtq), yang menandakan keluarnya perekonomian domestik dari zona resesi sejak empat kuartal terakhir.
Merujuk pada struktur pertumbuhan ekonomi kuartal II, kata Arif, PMTB dan ekspor memiliki kontribusi yang baik terhadap pemulihan ekonomi nasional. Ia mengatakan tren positif ini harus dipertahankan karena struktur ekonomi domestik ke depan berpeluang tidak hanya akan mengandalkan dorongan konsumsi rumah tangga, namun juga mulai bertransisi ke sektor yang lebih produktif yakni investasi dan ekspor.
“Pemerintah terus berupaya menjaga momentum ini,” ujarnya.
Pada kuartal II 2021 terlihat pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra juga telah masuk ke fase ekspansif seperti Amerika Serikat yang mencapai pertumbuhan 12,2 persen (yoy), China 7,9 persen (yoy), dan Korea Selatan sebesar 5,9 persen (yoy).
Untuk itu, kata Arif, kegiatan perekonomian di dalam negeri akan terus dikonsolidasikan agar dapat merebut peluang dari pemulihan ekonomi global tersebut.
Beberapa indikator ekonomi lainnya pada kuartal II juga menunjukkan banyak penguatan. Misalnya, indeks keyakinan konsumen (IKK) meningkat 16,4 poin menjadi 104,4 dibanding posisi IKK pada kuartal I 2021 yakni sebesar 88,0.
Realisasi investasi pada kuartal II 2021 juga tumbuh sebesar 16,2 persen (yoy) atau secara kumulatif Januari hingga Juni 2021 tercatat tumbuh sebesar 10,0 persen (yoy).
Dari sisi fiskal, pemerintah telah membelanjakan APBN sebesar Rp1.170,13 triliun atau 42,55 persen dari total belanja negara hingga semester I 2021. Realisasi tersebut naik 9,38 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 lalu.
Selain itu, ketahanan eksternal kuartal II 2021 masih cukup baik karena posisi neraca perdagangan yang secara konsisten mengalami surplus sejak April 2020 hingga Juni 2021. Surplus neraca perdagangan Januari hingga Juni 2021 tercatat sebesar 11,86 miliar dolar AS.
Baca juga: BPS catat ekonomi RI triwulan II-2021 tumbuh 7,07 persen
Baca juga: Membangunkan raksasa tidur sektor properti di tengah pandemi
Baca juga: OJK: Pertumbuhan ekonomi 7 persen di kuartal II dapat tercapai
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021