Magelang (ANTARA News) - Sebagian pengungsi dari kawasan rawan letusan Gunung Merapi menempati 16 gedung sekolah yang tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Sebanyak 16 sekolah terpaksa digunakan sebagai tempat menampung pengungsi setelah erupsi besar Selasa (26/10) petang. Selain menempati tempat pengungsian yang telah disiapkan, mereka juga menggunakan gedung sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Pemerintah Kabupaten Magelang, Ngaderi Budiyono, di Magelang, Jumat.

Ia mengakui, terganggunya kegiatan belajar mengajar siswa karena semua ruang kelas digunakan sebagai tempat pengungsian.

Gedung sekolah yang menjadi tempat pengungsian itu, katanya, di Kecamatan Dukun, Srumbung, Sawangan, dan Salam yang terdiri atas 10 sekolah dasar dan enam sekolah menengah pertama.

Saat mereka tiba di berbagai sekolah itu, katanya, seluruh bangku di semua kelas dipindah ke tepi ruangan. Mereka kemudian menggelar tikar dan karpet sebagai tempat tidur.

"Kami bisa memaklumi keadaan ini dan mengupayakan agar siswa bisa melanjutkan kegiatan belajar mengajar," katanya.

Pihaknya telah meminta para pengelola sekolah dan petugas terkait untuk menata penempatan para pengungsi di berbagai sekolah tersebut.

Sejumlah ruangan, katanya, bisa dikosongkan dari pengungsi untuk selanjutnya digunakan sebagai tempat kegiatan belajar siswa.

Ia menyatakan pentingnya pengelola sekolah yang kini ditempati pengungsi mengutamakan kegiatan belajar mengajar untuk siswa kelas VI SD dan kelas III SMP.

"Siswa kelas lainnya bisa dialihkan ke sekolah lain yang terdekat, juga anak-anak pengungsi harus tetap mendapat kesempatan secara optimal melanjutkan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang terdekat dengan lokasi pengungsian," katanya.

Pihaknya melakukan pendataan sementara menyangkut jumlah siswa yang hingga saat ini berada di berbagai pengungsian.

Jumlah mereka, katanya, sebanyak 600 siswa SD, 100 siswa SMP, dan lima siswa sekolah menengah kejuruan.

"Kami upayakan mereka bisa tetap belajar di sekolah dan bukan di tenda pengungsian, melalui pengaturan kegiatan belajar mengajar yang baik," katanya.

(M029/A030/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010