Batam (ANTARA News) - Jamaah calon haji yang tergabung dalam Embarkasi Hang Nadim Batam semakin sadar akan larangan membawa rokok dalam jumlah banyak ke tanah suci.

"Jamaah semakin sadar tidak membawa rokok dalam jumlah besar ke tanah suci," kata Sekretaris Panitia Pelaksana Ibadah haji Embarkasi Hang Nadim Batam Erizal Abdullah, Jumat.

Erizal Abdullah mengatakan jika pada tahun-tahun sebelumnya, PPIH menyita belasan slot rokok, maka hingga kelompok terbang 17 yang berangkat Kamis (28/10), belum ada rokok yang disita.

Menurut dia, kesadaran jamaah makin tinggi, karena kerap disosialisasikan panitia saat manasik.

Selain itu, ia menduga jamaah membagi rokok dalam beberapa tas sehingga tidak ketahuan petugas x-ray.

"Mungkin saja rokok itu dibagi atau dititipkan ke tas temannya yang lain agar tidak mencolok dan ketahuan," kata dia.

PPIH Embarkasi Hang Nadim Batam, kata dia, tidak membatasi jumlah rokok yang boleh dibawa ke tanah suci. Namun, jika dianggap terlalu banyak, maka akan disita.

Selain rokok, ia mengatakan kesadaran jamaah membawa barang yang dilarang perusahaan penerbangan juga semakin bagus.

"Umumnya, para jamaah menyingkirkan "mancis" (korek api-red) saat mau masuk bandara, sebelum pemeriksaan x-ray, biar tidak disita petugas," kata dia.

Setiap pemberangkatan haji, lebih dari 100 korek api gas yang disingkirkan jemaah calon haji kedalam dus yang disediakan panitia.

JCH juga tidak ada lagi yang membawa minyak goreng, kompor minyak tanah ataupun gas, dan barang-barang mengandung gas lainnya, kata Erizal.

"Setiap tahun, kesadaran jamaah semakin membaik," kata dia.

Mengenai kondisi jamaah di tanah suci, ia mengatakan umumnya dalam keadaan sehat.

Hanya ada seorang calon haji yang tergabung dalam kloter dua yang sakit dan dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia, dan kondisinya berangsur membaik.

Embarkasi Hang Nadim Batam melayani 10.065 calon haji dari empat provinsi yaitu Kepulauan Riau, Riau, Kalimantan Barat dan Jambi yang terbagi dalam 23 kelompok terbang.

(Y011/A011/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010