Sleman (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menyatakan belum ada rencana untuk merelokasi warga yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana III Gunung Merapi.
"Belum ada rencana untuk relokasi itu, relokasi itu kan tidak mudah," kata Sri Sultan Hamengku Buwono X din Posko Utama Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kabupaten Sleman, di Pakem, Jumat.
Menurut dia, warga di KRB III Gunung Merapi sebenarnya tidak ada masalah asalkan warga bersedia mematuhi setiap anjuran untuk mengungsi jika kondisi Gunung Merapi sedang berbahaya.
"Sebenarnya asalkan mereka mau turun dan tinggal sementara di barak pengungsian itu tidak masalah," katanya.
Ia mengatakan, sedangkan untuk dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan atau di sekitar rumah juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan yang mengalami kerusakan parah akibat terjanagan awan panas, akan dilakukan penyelidikan lebih dahulu.
"Penyelidikan ini terkait dengan struktur tanah, apakah mengalami kerusakan yang parah atau tidak karena terkena awan panas dengan suhu mencapai 600 derajat celcius. Jika struktur tanah rusak dan tidak bisa lagi untuk ditanami ya apa artinya,` katanya.
Sultan mengatakan, jika hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tanah di Kinahrejo dan sekitaranya masih memiliki potensi maka relokaksi tidak akan dilakukan.
"Kalau masih berpotensi kenapa harus direlokasi, tetapi jika kemudian untuk dapat mengembalikan kondisi tanah itu membutuhkan waktu lebih dari 15 tahun, untuk apa warga tinggal di situ," katanya.
Ia mengatakan, yang diprioritaskan saat ini adalah bagaimana menfasilitasi warga Kinahrejo yang masih berada di pengungsian karena rumah mereka semua hancur.
"Upaya fasilitasi ini harus dilakukan sampai mereka memiliki tempat tinggal yang baru, karena rumah mereka saat ini rusak parah bahkan hancur total," katanya.
(ANT/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010